Kamis, 03 September 2015

Karena Dakwah Bukan Hanya Tugas Pak Kyai

Karena+dakwah+bukan+hanya+tugas+pak+Kyai


            Apa yang terlintas difikiran kita saat pertama kali mendengar kata ‘Dakwah’ ? “syiar islam” “itukan tugasnya ustadz” “yang nyampein pasti pak kyai dan berjenggot” dan bla..bla..bla..

Teman, tahu nggak si kalau sebenarnya dakwah itu bukan hanya tugas seorang kyai ataupun ulama, bahkan bukan hanya tugas seorang ustadz? Oh iya, sebelum terlalu jauh, kita harus mengerti terlbih dahulu, apasih sebenernya kata ‘dakwah’ itu?

             Teman, kata “dakwah” itu berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah adalah bentuk dari isim masdar yang berasal dari kata kerja : دعا, يدعو, دعوة     artinya : menyeru, memanggil, mengajak. Jadi simpelnya, dakwah itu adalah mengajak seseorng atau menyeru seseorang untuk tetap berada dijalur kebaikan dan taat sama rabbnya. Sederhananya lagi, dakwah itu mengajak pada kebaikan.

            Nah, dari sini kita dapat menyimpulkan sendiri. Kalau untuk menyampaikan kebaikan (dakwah) nggak perlu nunggu Ustadz/Kyai/Ulama untuk menyampaikannya, kita juga bisa. Memang, menyampaikan dakwah itu ada ilmunya, tapi kita juga jangan terhalang dengan “ah, gue aja belum bener masa iya mau nyampein kebaikan (dakwah)” sampaikan saja dulu apa yang kita tahu, dengan begitu kita akan terus mempelajari/memperbaiki kualitas diri kita sebagai seorang muslim. Coba kita tengok nasihat dari  Al-Imam Hasan Al-Bashri untuk terus saling menasehati, meskipun ilmu kita masih terbilang cetek.

“Wahai manusia” seru Imam Hasan Al Bashri, “sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna (Shalih/pinter), niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat.

            Teman, nobody perfect! Nggak ada manusia yang sempurna. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Tapi bukan berarti kesalahannya itu menjadi pengahalang bagi dirinya untuk berdakwah, atau menyeru pada kebaikan. Ingat teman, tugas dakwah itu bukan hanya milik seorang pak Kyai, tapi milik seluruh umat islam. Dan umat islam itu bukan cuma Ustadz, Kyai ataupun ulama tapi juga kita yang bergelar Muslim.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ –

 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. 3:104)”

keep-calm-and-do-dakwah

Yuk, berdakwah dan terus memperbaiki diri agar menjadi Muslim sejati ^^

Ingat pesan Nabi, “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)


Bagikan

Tulisan Lainnya

Karena Dakwah Bukan Hanya Tugas Pak Kyai
4/ 5
Oleh