Didunia ini, salah dan benar menjadi sahabat akrab.
Keduanya merupakan perwujudan dari sebuah pemahaman. Sebagai seorang muslim,
landasan salah dan benar kita adalah Al-quran. Tolak ukur kita dalam memahami
sebuah masalah bersumber padanya. Juga, kita mempunya Al-hadist yang menjadi
sandaran dalam memahami arti sebuah kebenaran. Dalam islam, kebenaran adalah
saat kita mengikuti dan tidak melenceng dari Al-quran dan juga sunnah.
Sayangnya, zaman ini semakin mendekati ajalnya. Kebenaran
kini hampir sirna akibat pemikiran-pemikiran busuk yang sudah terjejali pada umat sekarang ini. Seolah, orang
yang berdiri tegak dijalan Al-qur’an dan juga sunnah, yang membela Agama Allah
adalah kaum yang penuh dengan kesalahan hingga mereka yang berada dijalan ini
dijauhi bahkan dibenci. Mereka yang memperjuangkan islam (kebenaran), tak jarang
dilabeli sebagai penggangu dan perusak. Ya,
pengganggu dan perusak kebatilan!
Kita meyakini, Islam adalah sebuah kebenaran dari
banyaknya kesesatan iman. Kita juga meyakini, Islam adalah kebenaran yang tiada
mempunyai cacat sedikitpun karena berasal dari sang pencipta, Allah azza wa
jalla. Tapi sungguh aneh, orang yang memperjuangkan Islam (kebenaran) justru
dicela dan dikucilkan. Mereka yang berpegang teguh pada kebenaran (Islam)
menjadi orang asing dibumi ini.
"Akan datang suatu zaman” ucap Rasulallah, “dimana orang
yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api."
(HR. Tirmidzi)
Ya, mereka
yang berpegang teguh pada kebenaran (Islam) bagai menggengam bara api, yang bila
dilepas, ridha Allah tidak mungkin dapat kita raih. Maka beruntunglah orang
yang tetap teguh dijalan kebenaran ini. Beruntung, sebab ia berada dijalan
menuju ridha Allah bukan ridha manusia.
****
Jika gara-gara
menyampaikan kebenaranku dibenci, maka cukuplah Allah sebagai pelindungku, cukuplah
Allah pelipur laraku dan cukuplah Allah sebagai tempat bergantungku.
Hasbunallah wa nimal wakil, lahawla wala kuata
illabilah.
Bagikan
Jika gara-gara Kebenaranku dibenci
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif