Membaca adalah aktifitas yang sangat
menyenangkan, karenanya kita mendapatkan banyak ilmu yang mungkin tidak kita
dapatkan di sekolah ataupun kampus tempat kita belajar. Sering, ilmu-ilmu yang
tersimpan rapi dalam setiap lembarannya menghibur kesendirian, membahagiakan
fikiran serta melapangkan wawasan.
Membaca juga merupakan aktifitas yang
tidak bisa dilepaskan dari kemajuan, sebab peradaban-peradaban dunia atau
bahkan munculnya orang-orang cerdas, ilmuwan-ilmuwan, professor dan lain
semisalnya ada karena kesibukannya dalam membaca. Bisa dikatakan jika ingin
kehidupan seseorang itu maju ia harus banyak-banyak membaca.
Sangat pentingnya membaca hingga
Allah mengabadikannya dalam Al quran, kejadian ini terjadi saat Nabi Muhammad
berada di gua Hira, tempat pertama kali Nabi Muhammad menerima wahyu. Malaikat
jibril dengan tugas menyampaikan wahyu menyeru kepadanya untuk membaca; “Iqra
ya Muhammad.”
Tidak bisa kita pungkiri, seseorang yang gemar
membaca ia akan lebih dulu berada di puncak kejayaan. Alasan yang paling logis
adalah ia telah banyak membaca. Ia lebih dulu mengetahui sebelum dirimu karena
aktifitas membacanya.
Begitupun seseorang
yang ingin tulisannya; keren, mengalir seperti air, mengena dihati pembaca, nyangkut
difikiran seseorang, berisi, harus
didahului dengan banyak membaca.
Tuan tahu, kenapa tulisan bang Darwis Tere Liye, Habiburahman
El Shirazy, Bunda Asma Nadia, Dee, ngalir dan dan enak dibaca? cukup
mudah, karena mereka telah banyak melahap buku-buku.
Pun, Krashen
(seorang peneliti Bahasa) menyampaikan bahwa tulisan yang baik hanya dapat
dilahirkan dari orang yang banyak membaca. Kita ingat nasihatnya dengan baik;
“Writing style does not come from writing, but from reading”
Lalu bagaimana dengan banyak menulis, apa ia akan membuat
baik atau mutu suatu tulisan?
Kita ikat nasihatnya baik-baik.
“Writing quantity is not related to writing quality”
Dilain sisi, Stephen King yang ahli dalam menulis novel-fiksi
horror, menuliskan perkataan yang hampir sama dalam bukunya yang berjudul On
Writing; A Memoir of the Craft. Hal ini memberikan kesadaran bagi pegiat
aksara atau untuk kita yang sedang belajar menulis, jika ingin tulisan yang ditulis mengalir, bermutu serta enak
dibaca maka wajib hukumnya banyak-banyak membaca.
Pun membaca
adalah kaitan dari menulis yang tidak bisa dipisahkan, sebab darisanalah kita
dapat memahami, belajar, dan mengetahui. Yang nantinya dari aktifitas membaca
tersebut kita dapat menyampaikan gagasan yang kita inginkan melalui tulisan
dengan sangat baik.
Maka dari sini boleh kita simpulkan; Baca dulu Menulis kemudian. Yeaay!
Semangat Menulis. 
Bagikan
Baca dulu Menulis Kemudian
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif