"Buku
adalah jendela dunia" begitulah ucap orang-orang bijak, "dengan
membacanya kau akan mengetahui apa yang belum kau ketahui"
Soal membaca saya pernah mendapati survey yang dilakukan
Unesco tentang minat baca masyarakat Indonesia pada tahun 2011 silam, agak
memilukan, bahwa 1 banding 1000 penduduk negeri yang benar-benar menjadikan
buku kesukaannya. Ah, tapi itukan tahun 2011, moga tahun ini makin meningkat
pesat ya.
Jika berkaca pada sejarah, umat islam dahulu gemar sekali
dalam mengkaji, menelaah kitab-kitab ulama, ilmuan muslim dan pemikir-pemikir
islam lainnya, tidak jarang dengan kebiasaan tersebut muncullah penulis-penulis
muslim yang karyanya dijadikan rujukan oleh kaum muslim hingga saat ini; ada
Imam Malik dengan Al Muwatho'nya ada Imam Syaf'i bersama Ar Risalahnya, ada
Ibnu Hajar Al Asqalani dengan Fathul Bari-nya, ada Imam an Nawawi melekat
Riyadhus Shalihinnya, dan masih banyak lagi karya-karya besar milik kaum muslim.
Sungguh saya kira tidak akan cukup menulis nama-nama indah
mereka yang telah menulis untuk mencerdaskan umat, sampai-sampai ketika kaum
bar-bar berhasil menguasai sebagian kekuasaan islam, mereka membuang buku-buku
tersebut kelaut lalu berubahlah warna laut itu menjadi hitam.
Membaca
niscaya menjadikan seseorang jadi pintar, lemat berubah kuat, kelu mewujud
lugas inilah yang tidak di dapatkan bagi kita yang malas membaca.
Pun, "menulis bagi saya" tutur Uda @afuadi
"adalah seperti karpet terbang yang mampu membawa saya ketempat yang belum
pernah disinggahi" lalu dengan tulisan-tulisan yang beliau tulis hingga
semuanya berujung bestseller apakah tidak menjadikan membaca sebagai
kebiasaannya, ah, cukuplah kita berkaca pada sejarah, bahwa tanda seseorang
ingin maju adalah dengan senantiasa banyak membaca, termasuk membaca buku
@sepetilangit yang di genggam erat Uda @afuadi itu.
Bagikan
Karpet Terbang Ahmad Fuadi
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif
Tinggalkan kesan.