Beberapa hari lalu saya mengecek
file-file harddisk yang telah lama tak disentuh, disana ada ratusan film aksi,
drama, horror, animasi dan itu semua pemberian teman yang sudah lama saya
simpan. Pengecekan saya mulai dari film-film, saya ingin hapus beberapa karena
kebutuhan penyimpanan data semakin banyak, tibalah folder bernama One Punch Man
saya periksa, ada dua belas episode yang berjejer rapi di dalamnya. Sebelum
saya memutuskan untuk benar-benar menghapus film tersebut, terlebih dahulu saya
menontonnya, ya, kerennya seperti ucapan terakhir sebelum perpisahan.
Oia, sudah tahu One Punch Man? ia
adalah film anime asal jepang yang sejujurnya dibuat karena keisengan
pengarang, hal ini terbukti dari tokoh utama berwajah bundar plus ekspresi
datar, kepalanya gundul, posturnya biasa, begitupun pakaian heroik-nya. Lain
hal dengan tokoh-tokoh utama dalam serial anime yang tampan seperti Sasuke
dalam film Naruto dan Luffy di film One Piece.
Pemeran utama dalam film One Punch
Man ialah Saitama, pemuda yang di awal episode ini tampan berkeinginan untuk
menjadi pahlawan tak terkalahkan agar bisa menyelamatkan nyawa banyak orang.
Karena keinginanya untuk menjadi pahlawan, konon ceritanya, kepala gundul yang
dimilikinya di akibatkan latihan yang keras. Pun hal itu membuahkan hasil yang
sangat menakjubkan, latihan kerasnya membuat ia memiliki kekuatan super yaitu dapat
mengalahkan musuh sekuat apapun hanya dengan satu pukulan. Alhasil, Saitama
tidak pernah kalah dalam bertarung dengan musuh-musuhnya, dan inilah rahasia mengapa
wajahnya selalu datar tanpa ekspresi, ia bosan karena tidak ada lawan yang
sebanding dengannya.
Dari segi
kreativitas, pengarang manga ini mampu membuat perbedaan dengan
mangator-mangator lainnya sebab tokoh utama dari One Punch Man ini tidak lazim
dari pemeran utama biasanya. Saat tokoh utama dari serial manga lain
kalah-kalah dulu, beda dengan Saitama yang selalu menang, jika pemeran utama
ganteng-ganteng dengan pakaian keren, lain dengan Saitama yang berkepala gundul
dan tampil apa adanya.
Apa yang
ingin saya ceritakan tentang Saitama adalah perihal kesempurnaan. Bahwa
berupaya menjadi terlalu sempurna itu tidak baik. Saitama memiliki kekuatan
yang tidak bisa dikalahkan hingga ia kadang bosan dengan dirinya sendiri yang
tidak pernah kalah. Padahal kalah dibutuhkan untuk kita agar memberikan
pelajaran tentang perbaikan diri. Kita semua tidak bisa sempurna dalam segala
hal, begitupula dengan yang satu karena “no body perfect” namun
mengusahakan untuk memberikan yang terbaik ini menjadi anjuran agar kita semua
berlomba-lomba menjadi yang terbaik bukan tesempurna.
Pun selalu
menang dalam hal-hal tertentu bisa jadi menimbulkan benih kelalaian-kesombongan
yang membuat kita hanyut di dalamnya. Hal ini bukan berarti kita tidak boleh
menang ya, kalau menang lomba terus itu baik untuk prestasi. Yang kita
khawatirkan ialah ketika kita merasa sempurna, kita malah jatuh seperti iblis
yang merasa lebih baik dari pada nabi Adam ‘alaihisalam, kita merendahkan
oranglain, menjelekkannya, mencibir, dan jika sudah seperti ini akan repot
kedepannya.
Perlu kita
ingat, menjadi baik itu baik asal tidak berusaha menjadi sempurna, karena
kesempurnaan hanya milik Allah, tugas kita hanya berupaya semaksimal mungkin
karena usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Menjadi yang terbaik itu baik, tapi
jangan pernag merasa diri yang paling baik sebab ketika merasa diri yang terbaik
sejatinya kita telah tertipu dengan diri sendiri.
CMIIW.
Bagikan
Saitama dan Kesempurnaan
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif
Tinggalkan kesan.