Jumat, 23 Oktober 2015

Karena Menjadi orang rata-rata Sudah Biasa

jump

Hidup ini, akan selalu ada dua sisi, dua bagian,  dan dua sudut pandang. Pun, dunia ini mempunyai sekumpulan tekad dan harapan yang dimiliki oleh orang-orang penjemput impian.

Bicara tentang dua sisi, dua bagian dan dua sudut pandang. Kita harus berfikir jernih, berfikir secara matang tentang tiga pertanyaan besar, uqdhatul qubra.

-Dari mana?
-Untuk Apa?
-Mau kemana?

Ketika kita telah memahami dan mempunyai jawaban tentang tiga pertanyaan tersebut dengan benar, maka kita bisa mengetahui tentang dua sisi, dua bagian dan dua sudut pandang. Tiga pertanyaan tersebut insya Allah, akan mudah dijawab dengan keimanan yang teguh dan keyakinan pada sang khaliq, bahwa hidup di dunia hanya sebentar saja.

“Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. (al-Mu’minuun:114)

            “Hidup ini” ucap seorang ulama, “seperti diantara adzan dan iqamah.” Mari kita berfikir sejenak. “...diantara adzan dan iqamah,” bukankah diantara itu kita memiliki batas waktu?

Begini,  biasanya, saat adzan telah berkumandang, kita memliki waktu untuk sholat sunnah sebelum iqamah kurang lebih sekitar lima menit. Kita habiskan waktu yang hanya lima menit itu untuk sholat sunnah, yang insya Allah berganjar pahala berlimpah jika istiqamah. Tapi hanya sebagian yang melakukan hal itu, bukan?
            
      Bila di analogikan, sama seperti hidup ini. Hanya sedikit diantara kita yang mau melakukan tindakan luar biasa dalam mengarungi kehidupan sebentar ini. Sedikit diantara kita yang mau menjadi orang diatas rata-rata.

Rasa-rasanya, sangat sayang sekali –kalau tidak mau dibilang rugi—jika hidup yang hanya sementara ini digunakan untuk melakukan hal-hal biasa saja, menjadi orang rata-rata. Hidup hanya sekedar mengikuti alur; Sekolah yang tinggi, bekerja, menikah, punya anak, menjadi kakek dan setelah itu? Apa yang seru dari alur hidup yang seperti ini. Dimana letak istimewanya? Sudah banyak orang rata-rata yang melakukan hal itu.

Teman. Dua sisi, dua bagian dan dua sudut pandang yang coba saya jelaskan adalah tentang; Biasa-istimewa (bagian), Baik-Buruk (sisi), Sukses-gagal (sudut pandang). Jika kita mau mengambil bagian istimewa, maka itu merupakan sisi terbaik dalam hidup, dan hal itu merupakan sudut pandang bagi orang sukses. Sukses yang saya maksud bukan hanya sukses di dunia saja, tapi insya Allah juga sukses di akhirat.

“jika hidup hanya sekedar untuk hidup” tutur Buya Hamka, “Kera dihutan juga hidup.” Ah, teman. Hidup ini memang rasanya terlalu sayang kita gunakan hanya untuk sekedar hidup tanpa melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menambah timbangan-timbangan amal dengan hebat. “kalau bekerja hanya sekedar kerja” lanjutnya, “kerbau disawah juga kerja.” Agak berat rasanya mengatakan ini tapi, hal-hal biasa itu, dan seperti yang dikatakan Buya Hamka,  sedikit menyindir kita secara tidak langsung (halus), yang hidup hanya sekedar bertahan hidup dan kerja hanya untuk mengganjal perut. Ah, rugi sekali kita ini.

“hidup didunia” kata rumi, “bagai pijakan anak tangga pertama yang pasti kita tinggalkan.”

Hidup ini hanya sementara, sayang bila harus menjadi orang rata-rata dan tidak berusaha menjadi orang yang istimewa. Lalu timbulah  pertanyaannya dibenak kita, bagaimana caranya menjadi orang Istimewa?

Sudah dan bisa menjawab tiga pertanyaan  simpul besar uqdhatul qubra tadi? Kunci untuk menjadi orang istimewa ada disana. Orang yang istimewa dan diatas rata-rata menyadari bahwa ia berasal dan diciptakan oleh Allah, untuk beribadah serta menjadi Khalifah (pemimipin) dibumi. Dan sesudah itu, Syurga menjadi tujuannya.

Inilah keyakinan seseorang yang berada diatas rata-rata. Ia keluar dari zona nyaman untuk menyampaikan risalah Ilahi, menebarkan inspirasi, karena ia tahu bahwa mati setiap detik menghampiri, maka itu ia siapkan amal terbaik untuk akhirat nanti.                                                                                                                                               
Lakukan yang tidak biasa dilakukan orang rata-rata. Berda’wah sampaikan islam, tebar inspirasi dan buat prestasi. Karena menjadi orang rata-rata amat biasa, maka buatlah dirimu dan hidupmu istimewa.


See you on Top. .com/img/proxy/

Fighting! .com/img/proxy/

Bagikan

Tulisan Lainnya

Karena Menjadi orang rata-rata Sudah Biasa
4/ 5
Oleh