Apa
yang terlintas difikiran kita, ketika mendengar kata “merekam” ? Yup, pasti
berhubungan dengan suatu nada ataupun suara bahkan bisa jadi objek, karena hal
itulah yang memang bisa di “rekam.” Tapi, apajadinya bila kita merekam tulisan,
Pembahasan seru nih. Apa bisa?
Jawabanya adalah, bisa.
Begini, karena semakin canggihnya
teknologi dan meluasnya informasi, merekam tulisan dirasa perlu untuk membuat
evaluasi-evaluasi berkaitan dengan; kosakata, diksi, alur, dan gaya bahasa dari
tulisan yang telah dibuat. Ini hanya untuk kamu yang memang gemar menulis,
ataupun penulis sekalipun, atau kamu yang mempunyai semangat tinggi untuk
menuangkan ide-ide anda melalui tulisan. Ini –menurut saya—butuh, bukan perlu.
Pertanyaannya,
dengan apa kita merekam tulisan? Sebagian dari kita mungkin sudah ada yang tahu
perihal ini, ah, tugas saya disini hanya berbagi jadi saya coba ingatkan
kembali; dengan menuliskannya di buku Diary atau Blog.
Curhat dikit ya. Dulu, sebelum mempunyai
niat dan kemauan untuk menjadi penulis, saya coba-coba untuk buat Blog. Lalu
setelah itu, saya mengcopy-paste tulisan teman-teman diblog. Tujuan saya cuma
satu, saya hanya ingin blog saya itu dikunjungi dan dibaca, syukur-syukur yang
membaca mendapatkan manfaat dari tulisan meskipun
bukan hasil tulisan saya. Lalu, setelah itu saya berfikir –ciee.— pasti seru kalau misalkan tulisan
saya sendiri yang dibaca, dan yang membaca itu mendapatkan manfaat dari apa
yang sudah saya tulis. Pun, kemungkinan besar tulisan saya juga akan di “copas”
jika memang bermanfaat yes, pahalanya
tambah banyak!. Dari sanalah saya bertekad, untuk tetap-terus menulis
sampai jari-jemari ini tidak dapat menuliskan/menyentuh tuts-tuts keyboard
dengan indah. hehe
Saya memutuskan menjadi
Penulis, karena saya meyakini hal ini merupakan bagian dari da’wah bil qalam, berda’wah lewat
tulisan, tersebeb sekarang memang banyak tulisan-tulisan berpenyakit yang
menebarkan pemikiran-pemikiran sesat, dan juga ajara-ajaran yang malah
menjauhkan pembacanya dari Allah ‘azza wa jalla. Na’udzubillahi min zalik.
Oke, kembali pada pembahasan kita.
Merekam tulisan. Saran saya sebagai teman, bagi kamu; penulis, punya cita-cita
sebagai penulis, hobby menulis, pun buat kamu yang mempunyai semangat untuk
menebarkan kebaikan lewat tulisan, buatlah blog-mu sendiri. Rekam tulisanmu
melalui media tersebut. Tulisan-tulisan yang ada di diarymu itu segera posting,
jangan takut untuk dibaca oleh orang lain, toh, jika tulisanmu bermanfaat dan
di ikuti oleh yang membaca, kamu akan dapat pahala. Seru, kan.
Pintarlah
merasa, banyak orang yang menginginkan tulisan kamu ada diblog mereka. Dan
tanpa sengaja menghilangkan namamu dalam webnya. Hal itu tidak akan terjadi
kalau kamu membuat blogmu sendiri, setidaknya kamu punya ‘masternya’ jika
memang ia meng-copas tanpa permisi. Pun, tulisanmu tetap di apresiasi oleh
pembaca lintas dunia inet. Dan berbahagialah jika tulisanmu di copas, itu menandakan
tulisanmu bermanfaat baginya. Ya, kan.
Hm...
sampai sini. Rekamlah tulisanmu teman, posting tulisanmu dengan bangga. Jangan
dulu memikirkan banyak yang baca atau tidaknya. Tapi berfikirlah, apa tulisamu
itu bermanfaat bagi mereka yang membacanya. Tetap posting jika merasa tulisanmu
masih perlu perbaikan, karena tulisanmu akan baik seiring kamu menuliskannya.
Kalau engkau tidak percaya, silahkan ke sitemap blog ini dan mulailah membaca
dari tulisan pertama saya. Berantakan! Hehehe.
Rekamlah tulisanmu, biar kamu tahu;
tulisan-tulisanmu itu bersenandung merdu hingga menggema dikepala pembaca.
Semangat menulis. 
Bagikan
Merekam Tulisan
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif