Jumat, 21 Agustus 2015

Menulis Hanya Membuat Kamu Hebat


Menulis itu Hebat

            “Jika ingin mengenal dunia, membacalah
            Jika ingin dikenal dunia, maka menulislah”

            Setelah menulis Untuk apa Membaca Buku, maka perlu saya tulis Untuk apa kita menulis. Tapi, agar tidak terlalu mainstream maka tulisan ini saya beri judul Menulis Hanya Membuat Kamu Hebat. Bukan tanpa alasan saya mengatakan kenapa setiap penulis itu hebat, karena memang penulis itu mampu menggerakan atau setidaknya mempengaruhi pembaca dengan tulisannya. Inilah yang ditakuti Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte;

'Aku lebih takut dengan seseorang yang memegang pena (penulis) dari pada seribu prajurit yang bersenjatakan lengkap"

            Kekuatan tulisan mampu merubah dunia dengan halus, bergerak secara perlahan, hingga puncaknya mengarah pada perubahan. Selain itu, menulis juga mampu membuat kita menjadi hebat –seperti yang saya katakan—hebatnya adalah, karena kita membantu mencerahkan pemikiran masyarakat yang saat ini sedang jumud (suram). Pun begitu, menulis juga adalah rangka meyebarkan kebaikan.

            Coba kita bayangkan, kita menulis satu artikel yang bermanfaat, dibaca oleh satu orang dan orang ini tergerak oleh tulisan kita lalu menyebarkannya pada yang lain, dan ternyata orang lain itu turut menyebarkan tulisan kita, dan seterusya. Berapa banyak kebaikan yang akan kita dapat? Ah, bisa kita bilang; menulis dapat me-masif-kan kebaikan. Hebat bukan.
           
            “Pintar dengan membaca, hebat dengan Menulis”
           
            Setelah kita banyak membaca, tentu anda semakin tahu. Lalu setelah anda tahu apakah tidak ingin menyebarkan pengetahuan itu? Untuk menjadi hebat dan bermanfaat tidak cukup dengan hanya membaca, anda juga harus menuliskannya.

             Apa jadinya bila para ulama itu hanya membaca kitab dan tidak menuliskan gagasannya. Apa jadinya bila Imam Syafi’i hanya membaca, tentu tidak akan muncul kitab Ar Risalah, apa jadinya bila Imam Bukhari dan Muslim hanya membaca, tentu kita tidak akan bisa menikmati wejangan hadisnya. Pun, apa jadinya bila Syaikh Taqiyudin tidak menulis? Tentu gagasan tentang Khilafah tidak akan sampai pada anda saat ini.

            Itulah mengapa, menulis itu sudah mejadi hal yang sangat biasa bagi para kaum muslim terdahulu khususnya para ulama yaitu, untuk menyebarkan kebaikan dan mencerdaskan umat. Ah, saya jadi teringat pesan yang disampaikan sayid Qutb. “Peluru itu” katanya, “yang biasa digunakan untuk menembak, hanya mampu menembus satu kepala, sedangkan tulisan mampu menembus ratusan hingga ribuan kepala.” Dahsyat bukan.
           
            “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak dari seorang ulama besar, maka jadilah penulis”. [Imam Al-Ghazali]
           
            Bukan anak raja? Pun, bukan anak seorang ulama? Maka imam Al-ghazali menyarankan anda untuk menjadi penulis. Bukan tanpa alasan beliau menyarankan anda untuk menjadi penulis. Selain anak raja dan anak dari seorang ulama dihormati serta disegani ia juga mudah dikenal. Nah, agar anda juga demikian maka jadilah penulis. Pun sepertinya, yang didapatkan oleh seorang penulis ‘lebih’ dari apa yang di dapatkan anak raja dan anak seorang ulama.

            "Semua orang akan mati hanya karyanyalah yang abadi, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti" [Ali bin Abi Thalib]
           
            Menulis juga merupakan proses menuju ‘keabadian’ si penulis boleh mati tapi tidak dengan karyanya. Nama mereka terus ada bahkan terus disebut meski mereka telah tiada. Pun, kebaikan mereka yang tertuang dalam buku-buku itu tetap mengalir hingga akhir. Maka –menurut saya— merugilah orang yang hanya membaca tapi tidak menulis, ia menyia-nyiakan kesempatan untuk menyebarluaskan kebaikan dan mencerdaskan umat melalui tulisannya.
           
            “Iya, menulis hanya akan menjadikanmu hebat. Jika tidak ingin menjadi orang hebat berhentilah membaca dan tak perlu menulis.”
           

            Sampai disini, apa yang masih membuat anda tertahan untuk menulis? 

Bagikan

Tulisan Lainnya

Menulis Hanya Membuat Kamu Hebat
4/ 5
Oleh

Tinggalkan kesan.