Perlahan, asyiknya
bermain membawa kita pada kelupaan. Sering, bercengkrama pada ‘teman sebaya’ cenderung
lebih nikmat ketimbang berbicara padaNya lewat doa. Kini, jarang ditemukan
sosok remaja-pemuda yang pergi kemasjid untuk sholat berjama’ah. Masjid-masjid
itu kini hanya di isi dengan orangtua yang sudah lanjut usia, renta.
Wajah-wajah keriput itu, gigi yang tak lagi utuh, rambut yang telah memutih,
kulit yang tak lagi kencang lebih sering mengisi shaf pertama di dalam masjid.
Kemana pemuda kini? Ah,
mungkin tengah sibuk dengan pekerjaannya, atau mungkin sibuk dengan aktivitasnya
sehari-hari? atau.. mungkin tengah sibuk dengan gadget pribadi? Sepertinya,
game-game itu lebih kau cintai ketimbang menunaikan perintah ilahi. Atau kesibukanmu
sehari-hari lebih asyik dan nikmat dari pada harus berdiri, rukuk hingga sujud
tuk penuhi janjimu pada Allah tuk mengabdi. Ah, aku berkhusnudzan semoga apa
yang kukatakan tidak ada benarnya. Kau tidak
seperti itu kan?
Fenomena melompongnya
pemuda dari masjid mungkin sudah tidak asing lagi dimata kita. Buktinya,
jaraaaang... sekali, ada pemuda yang mau sholat berjamaah dimasjid. Toh,
kalupun ada bisa terhitung dengan jari.
Sebenarnya apakah yang menghalangi kita tuk sholat berjamaah dimasjid,
padahal Allah telah menyampaikan pada Rasulallah bahwasannya Rabb semesta alam telah
berjanji pada pemuda tuk memberikan naungannya di akhirat ketika tidak ada naungan
selain naungannya.
“....yaitu pemuda yang
tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya
bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya)” (HR. Bukhari)
Setalah
Allah berjanji untuk memberikan naungan di akhirat nanti, apakah kita tidak
ingin mendapatkan naungannya? Allah telah memberitahukan cara untuk
mendapatkannya adalah dengan sholat berjmaah dimasjid (bagi lelaki) dan hatinya
selalu merindukan rumah Allah. Pun, pahala sholat berjamaah lebih baik 27
derajat ketimbang sendiri bukan?
Ayo teman, datangi masjid. Gantikan para orangtua tuk
sholat di shaf pertama. Bila perlu dan sanggup jadilah imam diantara mereka.
Mereka menunggumu untuk melakukannya.
Yuk, ke Masjid.
Bagikan
Tak Kutemukan Kau di Masjid
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif