Nabi mulai mengadakan persiapan-persiapan untuk berperang
melawan kaum kafir Quraisy yang tinggal menghitung hari. Dikumpulkanya semua peralatan
perang dan para sahabat untuk menjemput Syahid. Tidak ada satupun diantara
mereka yang tidak ikut beperang kecuali dalam keadaan sakit parah. Perang ini
merupakan pemenuhan janji Rasulallah pada Abu Sufyan yang menantangnya setelah
perang uhud.
“Kita akan
bertemu lagi tahun depan di Badr, tempat kalian dulu membunuh teman-teman kami”
seru Abu Sufyan kala itu.
Di pihak
lain Abu Sufyan malah ketakutan dan bingung tak tahu apa yang harus dilakukan. Apalagi
tahun itu adalah masa paceklik. Namun,
ia tak ingin mengingkari janji agar tak hina di mata kaum muslimin. Untuk itulah,
Abu Sufyan menjumpai Nu’aim ibnu Mas’ud dengan membawa dua puluh ekor unta
untuk meminta bantuannya memengaruhi Nabi supaya tidak datang ke Badr. Setelah
diperintah dan disuguhi unta lantas Nu’aim ibnu Mas’ud bertolak ke Madinah. Sampai
disana, ia kaget melihat persiapan kaum muslim.
“ini tidak masuk akal!” ujar Nu’aim,
“Bukankah Muhammad sendiri luka? Bukankah sahabat-sahabatnya banyak yang
terbunuh?”
Ia sampaikan
kepada Nabi bahwa Abu Sufyan tengah menghimpun pasukan dengan segala bekal dan
peralatan perang. Kabar ini membuat kaum muslim takut dan cemas.
Tatkala Nabi
mendengarnya, beliau berkata tegas, “Demi Dzat yang diriku dalam genggamanNya,
aku pasti akan keluar, meski tak seorangpun menemaniku.”
Allah menyirnakan ketakutan dihati
para sahabat. Sebanyak 1500 orang menyertai kepergian Nabi. Namun sayangnya,
musuh yang ditunggu tak kunjung datang, Abu Sufyan serta kaum kafir lainnya
lari tunggang langgang.
Allah menolong kaum muslimin dengan
memberi ketakutan pada kaum kafir. Mereka tidak takut untuk terus
memperjuangkan islam meski dihadapanya ribuan orang kafir menghadang dengan
persenjataan lengkap. Ada keyakinan dihati mereka yang terus menyala-nyala;
hidup mulia atau mati Syahid.
Inilah yang
membuat mereka tak gentar, semakin ditakuti makin menancap keimanannya,
ditakuti membuat mereka tambah berani.
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".
Bagikan
Tak Henti Berjuang
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif