“Dunia akan selalu mengenang seseoarang yang benar-benar
memberikan bekas pada kehidupan”
Jika bicara tentang dunia, rasanya
semua orang ingin dikenang indah oleh zaman, namanya harum meski ia sudah ngga
lagi hidup. Selepas kepergiannya, ia selalu disebut-sebut dalam pelajaran
bahkan halqahan. Semua sebab kontribusi yang pernah ia berikan pada umat
manusia selagi ia masih tinggal di dunia. Jika kita kembali membaca sejarah, ia
yang dikenang syahdu karena sumbangsih yang ia berikan pada peradaban.
Ibnu Al Haitam merupakan salahsatu
contoh dari sekian banyak cendikiawan umat islam yang dikenang karena
kontribusinya menciptakan letak dasar optik. Ia digelari pula sebagai Bapak
Pencipta Kamera. Coba bayangin, bagaimana kalau Ibnu Al Haitam ngga memberikan
adikaryanya pada masyarakat dunia? Kenangan tidak bisa direkam dengan foto, ngga
ada film-film yang bisa ditonton dan kamu juga ngga bakal bisa upload foto di
Instagram. 
Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kehidupan, diantaranya,
hidup ini akan biasa-biasa saja jika ngga bermanfaat untuk orang yang berada
disekeliling kita.
“orang yang paling baik” ucap Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi
wa salam, “adalah ia yang banyak manfaatnya bagi oranglain.”
Suatu saat dosen saya memberikan nasihat; “kamu itu, adanya jangan
sama seperti tidak adanya.” Ia memberitahukan agar jangan sampai kita menjadi
seseorang yang ada, tapi ngga terasa hadirnya, ketika ngga ada pun sama saja. Kalau
begini terus bisa hilang ditelan zaman.
Hidup ini singkat, kalau ngga manfaat rasanya rugi berat. 
Kalau bicarain hidup, kita ngga bakal balik lagi kedunia jika
telah tiada. Kesempatan untuk tinggal hanya Allah berikan satu kali. Semua orang
Allah kasih waktu 1x24 jam dikalikan masa ia hidup, ngga pernah berubah sampai
dunia ini berakhir. Jika kita punya
waktu yang sama, punya hari, bulan, tahun yang ngga berbeda, lantas apa yang
membuat kita berlainan dengan mereka yang banyak manfaatnya untuk oranglain?
Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa
salam memberikan hidupnya untuk islam, menyebarkan risalah ilahi agar jahiliyah
pergi. Pun, para sahabat Rasulallah juga demikian, memberikan semua waktunya
untuk memperjuangkan islam, ngga lain karena ingin bermanfaat untuk umat,
memberikan pelajaran serta menunjuki ketaatan. Bukankah saat ini kita merasakan?
Semua orang akan datang dan pergi, tapi sedikit ia yang
memberikan arti. Maka jadilah seseorang yang memberikan solusi, menghias dunia
dengan kebaikan serta karya agar ia dikenang abadi. Bukan untuk mendapatkan
tepuk tangan dari manusia, melainkan ridha-rahmat dari allah subhanahu wa
ta'ala.
Maka menyejarahlah dengan segenap kemampuan, memberikan
kontribusi, jika belum sanggup untuk memberikan yang besar, maka ngga perlu
muluk-muluk untuk memulainya dengan hal yang kecil. Toh, lama-lama ia jadi
besar juga, kan.
Jadilah something untuk orang banyak, bukan nothing
yang ngga diharapkan banyak orang. 
Bagikan
From Nothing to Something
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif