Aku tidak tahu, apa perkataan ini
terlalu manis untuk dikatakan lebay. Tapi, aku beranikan diri untuk
menuliskannya.
Ini tentang mencintaimu, dimana
setiap hari aku berusaha untuk menjadi lelaki yang baik untuk bisa bersamamu.
Suami yang selalu setia mendampinginmu dalam keadaan apapun. Ah, kau tahu,
sampai saat ini aku masih bertanya-tanya, kenapa kau mau dijadikan teman hidup
dari lelaki yang bukan siapa-siapa ini?
Meskipun telah kau jelaskan, tetap
saja masih ada ganjalan. Namun seiring bergulirnya waktu, aku mencoba untuk
mengerti atau mungkin sedikit menghibur diri; alasan kau menerimaku adalah karena
Allah. Ya, itu saja yang aku yakini. Aku tidak akan berfikir macam-macam lagi.
Tetapi aku berfikir kembali untuk
menenangkan hati, mengapa dari beberapa lelaki yang memintamu tak kunjung
menerima jawaban dari Ayahmu. Sedangkan aku, serasa diberikan kemudahan, meski
jika difikir-fikir aku tidak jauh lebih baik dari lelaki sebelumnya. Saat ini,
aku mencoba berfikir logis; mungkin kita berjodoh.
Tidak terasa, mencintaimu telah
memasuki beberapa purnama. Dan, aku mulai banyak mengetahui tentangmu. Meski
kurasa belum semuanya terbaca namun terlihat begitu jelas.
Dari sanalah, aku berusaha membangun cinta bersamamu. Dari
akhlak yang selalu menjaga, agar jangan sampai lelaki yang membersamaimu lupa;
kau dan aku saling menemukan karena Allah yang mempersatukan.
Bagikan
Mencintaimu
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif