Terkadang ada hal yang memang harus kita lupakan, kenangan indah ataupun pahit. Semuanya merupakan pelajaran yang memberikan kita kedewasaan. Tetapi, jika mengenangnya kita terupuruk, untuk apa dingat-ingat?
Teman, masalalu adalah pelajaran, mengenangnya mendewasakan, tetapi jika terpuruk karenanya, itu sebuah kebodohan.
Hal ini sama seperti ucapan DR. Aidh Al Qarni dalam bukunya La Tahzan, bahwa mengingat masalalu dan menjadi tidak semangat karenanya merupakan kedunguan.
Setiap kita memiliki kenangan, indah-menyakitkankan kitalah yang menyimpannya dalam ingatan. Tetapi, bijak kepada diri sendiri dibutuhkan agar tidak terjebak pada masalalu yang hanya membawa pilu.
Maafkanlah, ikhlaskan apa yang telah berlalu, tidak ada porsi hari kemarin untuk memperbaiknya. Harimu adalah hari ini, bukan kemarin ataupun lusa. Ada harapan yang mesti terjaga agar ia tetap menyala, itulah cita yang akan membawa kita pada pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Jadikan semuanya pelajaran, teman. Karena waktu yang terlewat takkan pernah kembali, dan, hari inipun tidak menjamin engkau mencapai cita bila tidak berusaha.
Leburlah masalalu bersama tekadmu untuk menggapai cita.
Bagikan
Masalalu
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif