Engkau pernah lihat senja? Warnanya
kuning keemasan menghias langit biru. Memantul dari langit, menuju dahan-dahan
pohon dan menyinari kita yang melihatnya. Apalagi, saat kita berada disebuah
taman dan menyaksikannya secara langung. Subhanallah... sungguh indah.
Entah
kenapa, saya ingin menuliskan kisah senja. Menggambarnya dengan guratan pena
dan mewarnainya dengan rangkaian kata. Ah... engkau pasti suka. Aku berharap.
Namun aku tidak akan membawa khayalanmu terbang kelangit ilusi penuh kepalsuan.
Disini, kita cukup mengambil pelajaran dari senja.
Rasulallah pernah
mengatakan bahwa hikmah atau pelajaran
adalah milik kaum muslimin yang berserakan, diamanpun kita menemukannya,
ambilah.
Pernah terfikir saat senja datang?
Mengapa ia selalu indah saat-saat akhir ia akan berganti dengan malam? Pernah
terfikir saat senja ‘kan menghilang? Mengapa warnanya selalu menggambarkan
keceriaan?
Senja... tanpa sengaja memberikan
kita banyak pelajaran, setiap hari. Saat ia mulai menghilang ditelan malam, ia selalu
menampilkan warna yang indah nan cerah. Siluet-siluet senjanya menggambar
langit dengan cantik, yang membuat hati manusia selalu tertarik di sela-sela
ke-bergantiannya dengan malam.
Jika senja bisa indah saat
ke-bergantiannya, maka kita manusia harus bisa tersenyum saat dilanda masalah.
Bukankah senja telah mengajarkan, ia tetap indah meski tahu bahwa malam akan
menggantikannya. Lalu, bukankah kita sama-sama tahu, setiap masalah pasti ada
jalan keluarnya. Jadi tetaplah tersenyum, meski masalah ‘kan terus menghampiri
kita.
Hm... setidaknya, ini yang kudapati
dari senja yang selalu menawarkan keindahan setiap sorenya.
Ah... senja. Kau
begitu sayang untuk terlewatkan oleh mata, dan Penciptamu, sungguh Maha Sempurna.
Subahanallah wal hamdulillah wa laaillaaha ilallah
wallahu akbar :)
Bagikan
Saat Senja
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif