Kamis, 07 Mei 2015

Perhiasan yang Berserakan

            Akhir-akhir ini, ah bukan, bahkan setiap hari. Kita melihat perhiasan yang begitu banyak berserakan. Di jalan, di pasar, di pinggir gang-gang dekat rumah, di mall, di taman, bahkan di masjid, itu ada. Sakin banyaknya perhiasan itu terlihat, kita semakin tidak perduli dengannya atau bahkan sebaliknya, kita malah asik melototi? Perhiasan mahal yang tidak bisa dibeli dengan uang, dan seharusnya tidak boleh diterlihat kini dengan mudah dapat dilihat, tak perlu membayar, itu gratis!

            Mungkin, kita sudah bisa menebak apa perhiasan yang berserakan itu? Ya, itu adalah aurat wanita. Ia seperti perhiasan yang berserakan, tak ternilai, rendahan, meminta di pungut oleh tangan-tangan kotor lalu membuangnya ke tong sampah jika sudah bosan. Perhiasan yang seharusnya tertutup itu kini dengan sangat mudah di umbar oleh wanita-wanita gila pujian, gila sorotan mata lelaki yang menatapnya dengan buas. Apakah tidak terlintas difikiran, bisa saja, saat lelaki sudah mulai lepas kendali dengan nafsunya yang buas, perhiasan itu dengan mudah direnggut, ditarik paksa, hingga akhirnya semuanya hanya tinggal penyesalan. Perhiasan berharga itu hilang! Kalau sudah begini, siapa yang salah dan siapa yang rugi?

            Wanita... mohon maaf jika tulisan ini mungkin tidak membuatmu nyaman. Tapi, tolong tetap dibaca sampai akhir tulisan.

Wanita yang lembut, baik hati, indah sifat dan sikapnya. Mengapa engkau biarkan auratmu terlihat? Mengapa engkau biarkan ratusan-ribuan pasang mata menikmati indahnya lekuk tubuhmu? Mengapa engkau biarkan? Apakah belum sampai padamu tentang kewajiban menutup aurat atau belum sampai padamu tentang berdosanya wanita yang mengumbar auratnya selain untuk suaminya sendiri? Atau jangan-jangan kau lupa? Ah... apa mungkin engkau pura-pura tidak tahu? 

Jujur saja, banyak yang ingin kutanyakan padamu. Mengapa masih saja engkau bagikan dengan sukarela indah lekuk tubuhmu? Jujur, aku tidak habis fikir, kok bisa, kok mudah kok ya gampang banget tuk dirimu membuka aurat? Namun yang tidak kalah habis kuberfikir kenapa engkau sangat berat tuk menutupnya. Menutupnyaaa... saja. bukankah lebih ringan menutup dari pada ‘membuka’ ?

Ah wanita... maaf jika lagi-lagi tulisan kumuh ini menyakitkan mata. Tapi, izinkan kubertanya sekali lagi. Perhiasan itu –auratmu—apa ada manfaat yang kau dapat saat menampakannya pada orang yang bukan mahrammu? Adakah manfaatnya? Jika tidak ada mengapa masih kau buka? Apakah dengan engkau membuka aurat kau akan tambah pintar? Oh... atau dengan engkau membuka aurat kau akan tampak lebih; cantik, seksi, modis, trendi dan tidak ketinggalan zaman?

Duhai engkau wanita yang bergelar muslimah... Iya. Dengan mengumbar auratmu, mempertontonkannya ke khalayak kau akan tampak cantik, seksi, modis dan trendi. Itu semua benar. Tapi dimata siapa? Tentu lelaki sholeh dan taat pada Allah tak akan melirikmu, bukan? 

Lalu dimata siapa? Tidak lain lelaki itu adalah lelaki yang buruk, senang melihat dirimu dalam keadaan seksi, dan cantik. Dia senang melihatmu karena dengan begitu, ia bisa menelanjangi tubuhmu dengan matanya yang buas itu. Membayangkan hal-hal yang tidak mungkin mau kau bayangkan. Sungguh maukah engkau dengan lelaki seperti ini? Maukah engkau didampingi oleh lelaki ini? yang dengan mudah matanya melirik aurat wanita.

Duhai wanita yang bergelar muslimah. Jangan biarkan perhiasanmu –aurat— berserakan di tengah jalan. Sebab, ia bisa terinjak-injak, lecet, lalu rusak dan tidak ada harganya. Apalagi kalau sampai ia dirampas. Jangan, jangan biarkan hal buruk itu terjadi. Sungguh aku tidak bisa membayangkannya.

            Haa... tulisan ini, semoga menjadi keakraban kita kedepannya. Tolong jangan marah dengan tulisanku ini ya. Sampai sini dulu pembicaraannya. In shaa Allah kita lanjutkan. J


            Wanita, jaga auratmu. ^_^


Bagikan

Tulisan Lainnya

Perhiasan yang Berserakan
4/ 5
Oleh

Tinggalkan kesan.