Akhir-akhir ini, ah bukan, bahkan
setiap hari. Kita melihat perhiasan yang begitu banyak berserakan. Di jalan, di
pasar, di pinggir gang-gang dekat rumah, di mall, di taman, bahkan di masjid,
itu ada. Sakin banyaknya perhiasan itu terlihat, kita semakin tidak perduli
dengannya atau bahkan sebaliknya, kita malah asik melototi? Perhiasan mahal
yang tidak bisa dibeli dengan uang, dan seharusnya tidak boleh diterlihat kini
dengan mudah dapat dilihat, tak perlu membayar, itu gratis!
Mungkin, kita sudah bisa menebak apa
perhiasan yang berserakan itu? Ya, itu adalah aurat wanita. Ia seperti
perhiasan yang berserakan, tak ternilai, rendahan, meminta di pungut oleh
tangan-tangan kotor lalu membuangnya ke tong sampah jika sudah bosan. Perhiasan
yang seharusnya tertutup itu kini dengan sangat mudah di umbar oleh
wanita-wanita gila pujian, gila sorotan mata lelaki yang menatapnya dengan
buas. Apakah tidak terlintas difikiran, bisa saja, saat lelaki sudah mulai lepas
kendali dengan nafsunya yang buas, perhiasan itu dengan mudah direnggut,
ditarik paksa, hingga akhirnya semuanya hanya tinggal penyesalan. Perhiasan
berharga itu hilang! Kalau sudah begini, siapa yang salah dan siapa yang rugi?
Wanita... mohon maaf jika tulisan
ini mungkin tidak membuatmu nyaman. Tapi, tolong tetap dibaca sampai akhir
tulisan.
Wanita
yang lembut, baik hati, indah sifat dan sikapnya. Mengapa engkau biarkan
auratmu terlihat? Mengapa engkau biarkan ratusan-ribuan pasang mata menikmati
indahnya lekuk tubuhmu? Mengapa engkau biarkan? Apakah belum sampai padamu
tentang kewajiban menutup aurat atau belum sampai padamu tentang berdosanya
wanita yang mengumbar auratnya selain untuk suaminya sendiri? Atau
jangan-jangan kau lupa? Ah... apa mungkin engkau pura-pura tidak tahu?
Jujur
saja, banyak yang ingin kutanyakan padamu. Mengapa masih saja engkau bagikan
dengan sukarela indah lekuk tubuhmu? Jujur, aku tidak habis fikir, kok bisa,
kok mudah kok ya gampang banget tuk dirimu membuka aurat? Namun yang tidak
kalah habis kuberfikir kenapa engkau sangat berat tuk menutupnya.
Menutupnyaaa... saja. bukankah lebih ringan menutup dari pada ‘membuka’ ?
Ah
wanita... maaf jika lagi-lagi tulisan kumuh ini menyakitkan mata. Tapi, izinkan
kubertanya sekali lagi. Perhiasan itu –auratmu—apa ada manfaat yang kau dapat
saat menampakannya pada orang yang bukan mahrammu? Adakah manfaatnya? Jika
tidak ada mengapa masih kau buka? Apakah dengan engkau membuka aurat kau akan
tambah pintar? Oh... atau dengan engkau membuka aurat kau akan tampak lebih;
cantik, seksi, modis, trendi dan tidak ketinggalan zaman?
Duhai
engkau wanita yang bergelar muslimah... Iya. Dengan mengumbar auratmu,
mempertontonkannya ke khalayak kau akan tampak cantik, seksi, modis dan trendi.
Itu semua benar. Tapi dimata siapa? Tentu lelaki sholeh dan taat pada Allah tak
akan melirikmu, bukan?
Lalu
dimata siapa? Tidak lain lelaki itu adalah lelaki yang buruk, senang melihat
dirimu dalam keadaan seksi, dan cantik. Dia senang melihatmu karena dengan
begitu, ia bisa menelanjangi tubuhmu dengan matanya yang buas itu. Membayangkan
hal-hal yang tidak mungkin mau kau bayangkan. Sungguh maukah engkau dengan
lelaki seperti ini? Maukah engkau didampingi oleh lelaki ini? yang dengan mudah
matanya melirik aurat wanita.
Duhai
wanita yang bergelar muslimah. Jangan biarkan perhiasanmu –aurat— berserakan di
tengah jalan. Sebab, ia bisa terinjak-injak, lecet, lalu rusak dan tidak ada
harganya. Apalagi kalau sampai ia dirampas. Jangan, jangan biarkan hal buruk
itu terjadi. Sungguh aku tidak bisa membayangkannya.
Haa... tulisan ini, semoga menjadi
keakraban kita kedepannya. Tolong jangan marah dengan tulisanku ini ya. Sampai
sini dulu pembicaraannya. In shaa Allah kita lanjutkan. J
Wanita, jaga auratmu. ^_^
Bagikan
Perhiasan yang Berserakan
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif