Ada
sebuah rasa yang tidak bisa digambarkan. Ada sebuh harapan yang harus menjadi
nyata, dan ada sebuah cita yang harus di wujudkan. Namun rasa yang tidak bisa
digambarkan ini begitu dominan mengusai hati, merambah-menjalar hingga hampir
menguasai lisan untuk mengatakan. Ah... Allah. Apakah ini ujian dariMu?
Allah, Engkau mengetahui hati setiap
hambaMu, hatiku pun dapat Engkau lihat dengan jelas. Di dalamnya benih-benih cinta
mulai tumbuh dan tak lama lagi ia akan bermekaran menjadi bunga yang indah.
Tapi, aku belum siap memberikannya pada orang yang kucintai. Dan kurasa aku
juga belum ridha jika ‘ini’ di petik sendiri olehnya, aku takut jika tidak bisa
mempertanggung jawabkannya di hadapanMu kelak. Pun, ia yang kau pertemukan
denganku begitu sempurna, sedangkan aku? Hanya lelaki yang masih berbenah diri
agar menjadi hamba yang Engkau ridhai.
Ah... bagaimanapun, hati dan
perasaan ajaib ini adalah hadiah dariMu. Tapi Allah... aku tidak ingin
membukanya sekarang. Biarlah ‘ini’ kusimpan rapat-rapat sembari menunggu waktu
yang tepat. Tapi... pasti syaitan akan menggodaku untuk membukanya. Maka, agar
perasaan ajaib ini aman, kutitipkan ‘ini’ padaMu ya Rabb. Kuserahkan sepenuhnya
padaMu karena Engkau menguasai hati setiap manusia.
Diam
dalam cinta merupakan penjaga.
Engkau tidak akan disebut pengecut
jika tidak mengatakannya.
Diam
dalam cinta adalah sebait syair cinta yang bersemi.
Moga
Allah meneguhkan hati, memantapkan jiwa tuk mengatakannya nanti.
Ya,
nanti. Saat engkau sudah lulus kuliah!
Bagikan
Allah kutitipkan ‘ini’ untukMu
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif