Selasa, 28 April 2015

Celoteh kita


Celoteh kita
       Di dunia ini ada banyak hal yang belum kita lihat, ada banyak tempat yang belum kita kunjungi dan ada... ada saja Allah mempertemukan hamba-hambaNya yang saling mencintai karenaNya. Lagi-lagi, Allah jualah yang mengatur pertemuan kita, sampai saat ini pun kita masih bersama. Berbagi kisah, pengalaman, dan... ah, terlalu banyak sepertinya untuk di tuliskan disini. Tapi yang perlu di garis bawahi: aku banyak belajar hal darimu.  

            Tadinya, tulisan ini mau kubuat sedikit mendayu, tapi ‘nggak’ jadi –takut dibilang lebay, he..he..—yasudah tulisan ini kubuat mengalir apa adanya. Seperti persaudaraan kita yang tak mengenal ‘ada apanya.’

            Berawal dari pertemuan kita di sanggar sekolah –kalau nggak salah malam ahad—saat itu kebetulan sekolah mengadakan MABIT (Malam Bina Insan dan Takwa) kau dan timmu –yang belakangan kutahu itu adalah tim LDS :D—mengisi acara dengan tampiln slide yang memukau semua peserta termasuk saya di dalamnya.

            Tiba sesi pengenalan diri kau berdiri dihadapan kami.
            “Perkenalkan nama saya Catur Ramadhani” ucapmu sambil berpeluh keringat. :D
            “ Moto hidup saya adalah Be the Best not Be Asa”

            ..........

*****
Sejenak meninggalkan masa lalu, menaruhnya didalam ingatan-ingatan yang sudah mulai
hilang termakan usia. Namun, hari itu adalah hari yang tidak akan pernah terlupa, karena ke esokan harinya ada pribadi yang telah berubah menjadi manusia yang sebenarnya. Remaja yang mengerti bahwa hidup di dunia hanya sementara. Dan karena sementara, “maka buatlah hidupmu lebih berarti dengan menda’wahkan islam, menjadi pemuda kebangaan kaum muslim” kurang lebih seperti ini yang kau sampaikan dalam materi islam waktu itu.

            Hm... tidak terasa sudah lima tahun berlalu. Kini engkau masih sama seperti dulu, “Kakak” itulah panggilan istimewa kami padamu yang tidak akan pernah berubah, sampai kapanpun. Namun, adalah waktu yang terus datang dan pergi tanpa kenal permisi, adalah waktu yang membuat kita beranjak dewasa dan, adalah waktu yang akan memisahkan kita cepat atau lambat.
           
            Kini di usia yang sudah tidak bisa dibilang muda –maksa—moga keberkahan selalu menghampirimu dan keluarga besar bahagiamu, Kak. Semoga Allah menambah kebaikanmu seiring waktu yang berajalan tanpa kenal jeda. Biarlah tulisan ‘jelek’ nan singkat ini menjadi pengingat bagi kami dan juga Kak Dhani; “kami mencintai engkau Karena Allah” moga kita bersama dalam Syurga, meneguk air penuh nikmat di telaga Kautsar.

            Dari kami, adik yang usil. J
            Barakallahu fiikum!

Bagikan

Tulisan Lainnya

Celoteh kita
4/ 5
Oleh

Tinggalkan kesan.