Di dunia ini ada banyak hal yang
belum kita lihat, ada banyak tempat yang belum kita kunjungi dan ada... ada
saja Allah mempertemukan hamba-hambaNya yang saling mencintai karenaNya.
Lagi-lagi, Allah jualah yang mengatur pertemuan kita, sampai saat ini pun kita
masih bersama. Berbagi kisah, pengalaman, dan... ah, terlalu banyak sepertinya
untuk di tuliskan disini. Tapi yang perlu di garis bawahi: aku banyak belajar
hal darimu.
Tadinya, tulisan ini mau kubuat
sedikit mendayu, tapi ‘nggak’ jadi –takut dibilang lebay, he..he..—yasudah
tulisan ini kubuat mengalir apa adanya. Seperti persaudaraan kita yang tak
mengenal ‘ada apanya.’
Berawal dari pertemuan kita di
sanggar sekolah –kalau nggak salah malam ahad—saat itu kebetulan sekolah
mengadakan MABIT (Malam Bina Insan dan Takwa) kau dan timmu –yang belakangan
kutahu itu adalah tim LDS :D—mengisi acara dengan tampiln slide yang memukau
semua peserta termasuk saya di dalamnya.
Tiba sesi pengenalan diri kau
berdiri dihadapan kami.
“Perkenalkan nama saya Catur
Ramadhani” ucapmu sambil berpeluh keringat. :D
“ Moto hidup saya adalah Be the Best
not Be Asa”
..........
*****
Sejenak
meninggalkan masa lalu, menaruhnya didalam ingatan-ingatan yang sudah mulai
hilang
termakan usia. Namun, hari itu adalah hari yang tidak akan pernah terlupa,
karena ke esokan harinya ada pribadi yang telah berubah menjadi manusia yang
sebenarnya. Remaja yang mengerti bahwa hidup di dunia hanya sementara. Dan karena
sementara, “maka buatlah hidupmu lebih berarti dengan menda’wahkan islam,
menjadi pemuda kebangaan kaum muslim” kurang lebih seperti ini yang kau
sampaikan dalam materi islam waktu itu.
Hm... tidak terasa sudah lima tahun
berlalu. Kini engkau masih sama seperti dulu, “Kakak” itulah panggilan istimewa
kami padamu yang tidak akan pernah berubah, sampai kapanpun. Namun, adalah
waktu yang terus datang dan pergi tanpa kenal permisi, adalah waktu yang
membuat kita beranjak dewasa dan, adalah waktu yang akan memisahkan kita cepat
atau lambat.
Kini di usia yang sudah tidak bisa
dibilang muda –maksa—moga keberkahan selalu menghampirimu dan keluarga besar
bahagiamu, Kak. Semoga Allah menambah kebaikanmu seiring waktu yang berajalan
tanpa kenal jeda. Biarlah tulisan ‘jelek’ nan singkat ini menjadi pengingat
bagi kami dan juga Kak Dhani; “kami mencintai engkau Karena Allah” moga kita
bersama dalam Syurga, meneguk air penuh nikmat di telaga Kautsar.
Dari kami, adik yang usil. J
Barakallahu fiikum!
Bagikan
Celoteh kita
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif
Tinggalkan kesan.