“Sebaik-sebaik
manusia adalah yang banyak bermanfaat bagi orang lain” (H.R Bukhari)
Saya punya sedikit cerita tentang
kisah hidup seseorang. Tapi lebih tepatnya sepertinya berbagi perjalanan hidup
dari seorang wanita yang menginspirasi. Dia adalah sosok wanita tangguh, pantang
menyerah, mandiri, dan pemberani. Sifatnya yang supel membuat wanita ini banyak
memilik teman dan sahabat.
Dia terlahir dari keluarga yang
sederhana. Ibunya selalu mengajarkan padanaya “jika kamu mau sesuatu kamu harus berusaha
mengambilnya sendiri” mungkin perkataan inilah yang membuat wanita ini semakin
teguh dalam kemandiriannya. Di tengah anak-anak perempuan yang sebagian besar difasilitasi
oleh orangtua, wanita ini begitu mandiri mengurus kebutuhan hidup serta kedua
orangtuanya.
“hidup
ini keras” katanya yang saya ingat, “maka kita harus berjuang menjalaninya.”
Tapi, meskipun demikian. Teman-temannya
terkadang selalu mengejeknya, dan tidak jarang ejekan itu menjadi hinaan
baginya. Tapi seperti yang saya bilang, wanita ini tangguh. Tidak digubris
ejekan itu dengan tindakan yang dapat merugikan. Tetap ia fokus pada perubahan
dirinya untuk menjadi muslimah seutuhnya, muslimah sejati yang dirindukan surga
dan juga Rabbi. Kita doakan moga ia tetap
istiqomah yaa, aamiin.
Hm... o, iya. Perempuan yang satu
ini adalah anak terakhir lho. Biasanyakan anak terakhir itu manja tapi wanita
yang satu ini beda. Tidak pernah ia megeluhkan sesuatu pada orangtuanya sebelum
ia menyeselaikannya sendiri. Hebat, kan?
Ah... tapi tulisan ini dibuat bukan
untuk memuji. Bukan untuk membicarakan prestasi ataupun membanggakan dirinya. Tulisan
ini ada untuk menyimpan namanya agar selalu ingat perkataan yang sering memacu
semangat saya.
Mungkin ini alasan Allah mempertemukan
saya denganya agar lebih banyak “praktek” ketimbang “teori” ah, Allah memang
maha bijaksana, ia mempertemukan orang yang tepat disaat yang tepat pula. Semoga
saja “...........” aamiin. :)
Bagikan
Celotehku: Mengingat namanya
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif