Asslamu’alaikum wa rahmatullahi wa barrakatuh...
Apa
kabar jodohku, kamu baik-baik saja, kan? Ingat, jangan lupa makan ya... dan
jangan lupa untuk terus taat pada Allah J
Hm...
sebelumnya aku ingin minta maaf padamu, aku belum bisa menjemputmu dari
singgasana itu, rumah kedua orang tuamu. Kamu yang sabar ya, semoga Allah
segera mempertemukan kita J
O,
iya. Apa kamu sedang memandang rembulan yang indah malam ini? Aku sedang
memandangnya, dan semoga engkau juga. Hm, sebenarnya aku tidak mengerti
mengapaku tulis surat ini untukmu, tapi yang aku rasakan saat ini adalah rindu.
Ya, rindu. Rindu yang telah sekian lamaku pendam kini memaksa keluar dari hati,
ia mencari tempat untuk berbagi. Namun engkau tidak perlu kuatir, aku telah
menariknya kembali agar tetap berada di tempatnya.
Duhai
wanita yang akan mendampinginku nanti, setelah kita bertemu apa kau akan
benar-benar mencintaiku karena Allah, apakah engkau akan menerimaku apadanya menjadi
suamimu. Jujur untuk saat ini, aku belum bisa berbuat banyak untuk
membahagiakanmu, tapi bukankah Allah telah berjanji pada kita bahwa ia akan
membahagiakan orang yang selalu bertakwa padaNya. Dan karena bekal takwa
pulalah aku menikahimu.
Jodohku,
sabar dulu ya... tetaplah menjaga hatimu agar hanya ada nama Allah di dalam
dirimu. Dan semoga dengan begitu Allah ridha untuk kita menyemai cinta bersama J
Hm...
sudah dulu ya, nanti kita lanjutkan. J
Semoga Allah memelukmu dengan erat J
Bagikan
Diary: Surat Pelepas Rindu
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif