Malam ini, biarkan kita terbaring di
atas sejadah memohon ampunan padaNya, dan semoga Allah menautkan dua hati yang
telah lama merindu dalam untaian ilahi. Aku tidak pernah tahu, siapa yang akan
menjadi pendampingku nanti. Apakah ia wanita baik atau bukan, aku tidak
mengerti. Namun satu hal yang dapat kupahami, wanita baik hanya tersedia untuk
lelaki yang baik, begitu juga sebaliknya.
Ketahuilah, ketikaku menuliskan
surat ini aku sedang merindu. Merindumu pendamping yang tak tahu siapa dan dimana.
Berdoalah agar aku melangkahkan kaki dengan tepat kearahmu, agar kelak bisa
bertemu dan menjabat erat tanganmu setelah akad menyatukan kita.
Di sini aku dalam kebingungan, aku
takut kalau-kalau kita tidak bertemu. Namun semua itu kuserahkan pada Allah,
biar Ia yang mengatur urusan kita karena Allah tahu yang terbaik untuk hambaNya.
Sebenarnya, aku ingin sekali
menjemputmu dan membawamu pulang kerumahku. Namun, sepertinya aku belum
mempunyai cukup keberanian. Mohon doa agar aku diberi keberanian untuk segera
melamarmu, secepatnya.
Ah... sepertinya terlalu naif jika
kutulis kerinduan ini. Tetapi biarlah, karena memang ini apa adanya bukan
dibuat-buat. J
Malam...
semoga
Allah memelukmu dengan rahmat. J
Bagikan
Diary: Surat Pelepas Rindu II
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif