Siapasih di dunia ini yang mau hidup
sendirian, bisa dipastikan semua ingin hidup dengan seseorang yang telah Allah
tetapkan sebagai pasangan halalnya. Berbagi cerita, suka ataupun duka. Banyak
hal yang ingin dilalui dengan orang yang kita sayangi.
Tetapi jikalau Allah belum
mempersatukan, serta aku dan kamu belum menemukan?
Rasanya banyak
kita mendengar, cerita dari setiap insan yang mendamba pernikahan namun tak
kunjung Allah berikan jalan. Tidak jarang hal ini membuat sedih dan
bertanya-tanya;
“Ya Allah, kapan giliranku?”
Harus kita
pahamai bersama bahwa setiap kehidupan memiliki episode, jika saat ini kita
masih sendiri, tentu Allah mau kita berbenah lagi dan terus memantaskan diri. Pun,
jika episode bahagia itu datang, ada hal yang harus dipersiapkan dari sekarang.
Mungkin inilah alasan yang tepat mengapa kita belum saling
menemukan. Bukankah berbaik sangka pada Allah merupakan anjuran, sebab Ia
sesuai perasangka hambanya. Tidak ada yang lebih indah selain saling percaya
bukan, maka kita percayakan saja pada Allah pemilik rencana terbaik. Yakinlah,
suatu saat nanti kita akan dipertemukan.
Mungkin saat
ini kau yang mencie-ciekan temanmu karena baru saja menikah, namun siapatahu
esok kau dinikahi seorang pria shalih yang membuatmu bahagia.
Namun, sebelum
hal itu terjadi, tentu ada yang perlu dilewati; diantaranya adalah “komporan,” Iya
biasalah, seorang jomblo memang harus siap dengan hal ini serta harus mempersiapkan
jawaban terbaik agar tidak sakit hati.
Tidak jarang juga loh, ada yang menikah lantaran komporan
teman semakin gencar. Alhasil nikahnya bukan karena Allah, tetapi karena sudah
tidak kuat di cemooh.
Nah, ini yang berbahaya. Jika dari awal menikah tidak
memiliki tujuan dan alasan yang jelas ini bisa meremukkan rumah tangga loh.. Maka
itu menentukan visi sebelum menikah amat penting.
Mau cie-cienya awet, kan? 
Well, kita memang mesti bersabar sedikit lagi, menanti
sebentar lagi, menunggu sembari memantaskan diri, tentunya agar kelak kita
saling bersanding dan mengungkapkan segala perasaan tak menentu saat
berdekatan.
Ah, sudah, tidak usah dibayangi. Semua akan cie-cie pada
waktunya. Tugas kita hanya memantaskan diri dan berdoa, semoga kelak kita
dipersatukan.
Bagikan
Sabar, Semua akan Cie-Cie pada Waktunya
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif