Apa yang terlintas dibenak kita
saat membicarakan pernikahan; bahagia,
senang, gembira, tertawa, romantis? Jika sering sekali membayangkan hal ini
ketika menikah nanti, maka perlu rasanya kembali melihat isi kepala kita,
apakah ia terlalu banyak merekam kisah Cinderella dan film lainnya yang
menggambarkan bahwa setelah menikah akan berakhir bahagia?
Judul dari
tulisan ini, saya sadur dari buku karangan ustadz saya, Iwan Januar. Beliau berujar
dalam acara talkshow off air Halaqah Cinta bahwasannya pernikahan yang bahagia
saja, hanya ada dalam kisah Cinderella. Dan
dari sekian banyak anak manusia yang menikah, ada beberapa diantaranya yang
membayangkan hal seperti ini. Pernikahan bak cerita Cinderella. Alhasil, ketika
ujian melanda pernikahan, bahtera itu karam.
Ada hal ketika ingin
menikah yang harus di persiapkan; ilmu, niat mental, finansial, setidaknya ini
mewakili dari sekian persiapan sebelum menikah. Tetapi cukup dirasa perkataan
Ustadz Muhammad Fauzil Adhim dalam tulisannya Menikah Memuliakan Sunnah menjadi bekal, bahwa Ilmu dan Niat menjadi urutan pertama dalam pernikahan.
Saat menikah
nanti, niat menjadi dasar utama kenapa kita memilih menikah? Adakah alasan lain
selain ingin mendapatkan ridha Allah, seperti ingin kaya misalnya atau karena
si dia cantik. Lagi-lagi niat menjadi landasan, dan semoga ia menjadi pembenar
bahwa niat kita menikah karenaNya. Sebab, nasihat rasulallah harus kembali di
ingati; semua perbuatan di lihat dari
niatnya, jika niat itu baik maka ia akan membawa keberkahan, namun jika
niat tersebut buruk ia bisa membawa petaka.
Tujuan menikah, seperti untaian hikmah Ustadz Salim A. Fillah,
“Menikah itu mengharap barakah (bertambah-tambahnya kebaikan)” maka niat harus selalu di tata agar menikah
tidak membawa bencana.
Dalam
menikah, ada banyak ilmu yang mesti diketahui seperti ilmu bagaimana menjadi lelaki yang baik untuk
istri dan wanita yang baik untuk suami, bagaimana mengarahkan bahtera rumah
tangga agar selalu lurus jalannya menuju ridha Allah ta’ala. Ini penting,
sebab, banyaknya keluarga tumbang karena kurangnya ilmu tentang berumah tangga.
Dulu sekali,
memang sempat saya membayangkan; “pernikahan itu indah” tetapi kesininya kok indah banget ya..? hehe, bukan bermaksud mencemburui jejaka
atau siapapun yang belum menikah, tetapi inilah kenyataannya. Namun dibalik itu
semua, ada tanggung jawab yang harus dipikul, amanah yang harus ditunaikan,
kewajiban yang harus dikerjakan, jangan
maunya enak aja ya!
Ada ganjalan dihati tentang; saya
merasa belum pantas menuliskan ini, tetapi sekali lagi ini pengingat untuk saya
dan teman-teman shalih yang ingin menikah ataupun sudah menikah; Pernikahan
adalah episode baru dalam kehidupan, awal bukan akhir, perjuangan bukan
perhentian, karena menikah tidaklah seperti kisah Cinderella penuh drama serta
sesak roman picisan ala barat, melainkan menikah adalah misi menggapai ridha ilahi,
mencetak para mujahid dan memenuhi bumi dengan kalimat La illaha ilallah.
Ya, menurutku, seperti itulah
pernikahan.
Bagikan
Bukan Pernikahan Cinderella
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif