Senin, 12 September 2016

Bangkit dan Berjuang

Kepalan+Tangan+Islam

          Saat ini, ketika membincangkan islam agak terasa aneh di tengah masyarakat kita. Sesuatu yang mungkin tabu, bahkan ada beberapa presepsi yang muncul jika seseorang itu mendiskusikan islam bisa di pastikan ia bagian dari teroris, merongrong NKRI, melawan pemerintah dan sebutan lainnya. Terlebih saat yang berbicara itu dari kalangan pemuda, setengah percaya,  mungkin akan mengatakan ia juga bagian dari organisasi radikal.

Spechless.

          Di lain sisi, ketika pemberontakan terjadi di berbagai daerah yang tidak terima dengan pemerintahan ini hanya disebut sebagai “kelompok bersenjata” tidak disebut sebagai teroris. Mungin sudah lumrah, sebenarnya kata “teroris” itu hanya disematkan untuk umat islam bukan untuk yang lainnya.

Media mainstreampun tidak ketinggalan untuk memberitakan, seolah memang, media-media saat ini tidak berpihak pada kejujuran tetapi pada kepentingan.  

         Contohnya saja, saat puluhan ribu warga yang terdiri dari Mahasiswa, Tokoh, Ulama dan lain sebagainya memenuhi area patung kuda monas berkumpul menyuarakan TOLAK PEMIMPIN KAFIR, TOLAK AHOK  kembali pada Syari’ah dan Khilafah tidak menjadi berita hangat, atau bahkan trending topic saja tidak. Pun, saat masuk laporan secara live, berita acara di ubah, tidak sesuai tema permintaan puluhan ribu masyarakat TOLAK AHOK, TOLAK PEMIMPIN KAFIR.

          Anehnya lagi, saat hanya belasan orang menyuarakan LGBT yang jelas merusak, di blow up hingga seluruh penduduk indonesia tahu. Hah. Kemanakah etika jurnalistik yang menjadi pedoman, bukankah seharusnya media selalu mengedepankan kejujuran bukan kepentingan.

          Kita sudah sama-sama tahu, ada yang tidak beres dengan negeri tercinta ini, dari mulai elit politik yang kotor, pejabat-pejabat yang tidak berpihak pada rakyat, kekayaan negara yang hanya dinikmati segelintir orang dan masih banyak permasalahan lainnya yang melanda bumi pertiwi. Apakah kita harus diam membisu,  atau pura-pura tidak tahu?

          Disatu sisi, ada sekelompok mahasiswa yang selalu menyuarakan islam sebagai solusi, mengungkap tabir kekejian tirani, melawan rezim yang sampai hati bersekutu membodohi masyarakatnnya sendiri. Sekumpulan pemuda, yang mencintai Allah dan Rasulnya, tanah tempat tumbuh-kembangnya dan tentu menginginkan yang terbaik untuk Indonesia.

Lalu, adakah alasan untuk tidak mendukungnya?

          Gerakan Mahasiswa Pembebasan yang selalu mengedepankan Islam sebagai pola fikir, sikap, membela kepentingan umat, rasanya tidak pantas disempitkan sebagai kumpulan pemuda pengacau, apalagi bagian dari teroris. Terlebih yang mengatakan hal tersebut adalah pembenci islam, maka, apakah kita percaya dengan ucapan-ucapan yang datangnya dari para pendusta?

gp


SAYA MENDUKUNG GERAKAN MAHASISWA PEMBEBASAN.
#StopBungkamIslam


Bagikan

Tulisan Lainnya

Bangkit dan Berjuang
4/ 5
Oleh