Alhamdulillah,
segala puji hanya milik Allah yang telah mengkaruniakan Hidayah dan inayahnya,
kepadaku juga padamu. Sebuah kenikmatan-kebahagiaan tak terhingga kita tlah dituntun,
diberikan petunjuk untuk menjadi hamba yang lebih baik lagi dengan berbenah
diri dihadapanNya. Tak pernah berhenti lisan kita bersyukur, karena Allah telah
membimbing kita pada jalan hijrah menuju kebaikan (islam). Sebab, Allah
berfirman dalam al-qur’an, “barang siapa
yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang
siapa yang Allah sesatkan, maka tidak satupun yang dapat memberikannya petunjuk”
(Al-Kahfi : 17). Summa na’udzubillah
Teruntuk
kita, yang sedang berhijrah menuju kebaikan-kesempurnaan menjadi muslim dan
muslimah sejati. Tidak ada alasan bagi kita, yang saat ini menggenggam
hijrah untuk tidak mengkaji islam.
Sebab, dengan mengkaji islam setelah berhijrah, akan kita dapati istiqamah,
dijalan perbaikan iman dan juga takwa pada Allah.
Teman,
jalan hijrah memang tidaklah mudah, akan kita dapati senyuman sinis, sindiran
bengis, serta cemoohan yang mungkin akan membuat kita menangis. Tapi, disinilah
Allah menguji kita, apakah benar-benar berubah (hijrah) karenanya atau selainnya.
Sebab seseorang yang berubah karena selainnya, akan mudah kembali pada keadaan
dahulu, jauh dari Allah serta sering melakukan hal-hal yang mengundang murkaNya.
Lainhalnya dengan mereka yang benar-benar berhijrah karena Allah,
sindiran-cemoohan akan menjadi pijakannya untuk lebih cepat berjalan menuju
RidhaNya.
Teman,
Inilah Jalan hijrah menuju keridhaan Allah. Jalan yang terdapat tanjakan
penguat iman dan juga tikungan pemantap kesungguhan. Kita akan ditempa dijalan
ini untuk menjadi hamba yang terbaik, untuk menjadi hamba yang taat dan patuh
pada Allah semata.
Pun,
teman. Jika kita sudah bersungguh mengambil jalan ‘hijrah’ untuk mendapat
keridhaan Allah. Maka perintahnya menjadi keharusan yang harus kita terima.
Yang tidak mengenakan hijab, kini harus mengenakannya untuk menutup seluruh aurat.
Dan yang dahulu sering meninggalkan shalat, kini sudah harus melaksanakannya
tanpa pernah meninggalkannya kembali.
Tidak
ada yang lebih nikmat selain nikmat hijrah karena Allah. Mempelajari islam
secara kaffah, mengkajinya dan menyebarkannya kepada saudara kita agar ia turut
mengikuti jejak kita untuk berhijrah. Karena, jika kita tidak menggunakan
kesempatan itu, belum tentu esok kita bisa menikmatinya. Tidak ada yang tahu
umur, teman. Maka bersegerlah berhijrah. Berhenti dari kebiasan mengundang dosa
menjadi mendatangkan pahala. Bukankah baik jika seperti itu.
Pun,
teruntuk engkau yang sedang berhijrah, istiqamahlah. Pelajari islam secara
menyuluruh agar hati menuntun dan raga tertuntun. Bersyukurlah, sebab Allah
telah memberikan petunjuk pada jalan kebaikan serta perbaikan diri tiada henti
yang akan bermuara pada ridha Ilahi.
Semangat mengkaji islam.
Bagikan
Ketika Hijrah menjadi Keharusan
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif