Ouh iya,
sudah berapa lama kita jadian? Aku sampai lupa saat kamu mengatakan cinta
padaku. Waktu itu kau terlihat seperti pangeran bagiku, membawa bunga mawar
berwarna merah, lalu dengan cepat kau mendudukan lutut, mengarahkan wajahmu
pada ku dan memberikan bunga yang indah itu. Ah.. Romantisnya. Tak pernah
terfikirkan olehku bahwa kau akan melakukan hal seromantis itu.
Tapi sepertinya itu dulu. Sekarang
mana pernah kau peduli padaku. Sms saja tidak, telfon apalagi. Ini semua gegara
wanita itu, iya wanita yang kau temui dihalte saat sepulang sekolah. Siapa dia?
Tidak pernah aku lihat sebelumnya. Atau jangan – jangan itu selingkuhan mu?
Sudah bicara saja.
Sepertinya kemesraan yang kita jalani
hanya bersemi diawal saja. Seterusnya, dedaun cinta itu berguguran, lalu gersang
tersengat matahari. Sekarang mana pernah aku melihatmu lagi saat ini, kau pergi
tanpa pamit dan permisi, persis seperti pencuri. Apa kita putus? Belum sempat terucap
dibibirmu untuk menyudahi hubungan ini kau sudah menghilang bak ditelan bumi.
Kalau difikir – fikir sepertinya kau
ada maunya mendekatiku. Mungkin karena diriku ini manis dan sexy makannya kau
memacariku. Jujur saja, aku mengerti karena memang lelaki itu ada maunya saat
mendekati seorang wanita, apalagi dihubungan pacaran seperti ini.
Kemana dirimu? Mana kekata manis
yang kau kirimkan setiap pagi? Sudah tidak nyangkut dihanphone ini. Apa kau
sudah bosan? Lalu apa kau anggap aku ini seperti permen karet yang habis manis
sepah dibuang? Duhaii.. dungunya diri ini yang telah mempercayaimu sebagai
kekasih. Ternyata yang selama ini ada dihapadanku bukanlah seorang pangeran,
tetapi maling berwajah tempayan!
Iya, kau itu seperti maling.
Mengambil semua milikku dan pergi saat ia telah habis. Jahat! Ternyata selama
ini kau hanya mempermainkan hatiku saja, kau rebut semua yang aku punya.
Pangeran macam apa kau ini? Sekarang setalah semuanya kau reguk habis diriku.
Kau incar lagi kembang yang baru. Manusia macam apa yang tega mengkhianati
cinta? duh, tak habis diriku berfikir.
Kamu tahu, aku baru sadar kalau
hubungan ini hanya menguntungkan para lelaki berhidung musang. Bagaimana tidak,
hubungan ini dilandaskan tanpa adanya tanggung jawab yang kuat. Jadi kau bebas
pergi kapanpun yang kau mau, terlebih setelah kau habiskan semuanya!
Kini, akupun menyesal karena mencari
cinta dalam hubungan yang haram seperti pacaran. Dan Alhamdulillah, Allah berikan hidayah ini untuk
membuangmu jauh – jauh dari ingatanku. Pergilah, aku hanya ingin mempunyai
kekasih yang ingin menikahiku bukan MEMACARI-ku!
Bagikan
Kita Putus ?
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif
Tinggalkan kesan.