Senin, 29 Mei 2017

Saitama dan Kesempurnaan



Beberapa hari lalu saya mengecek file-file harddisk yang telah lama tak disentuh, disana ada ratusan film aksi, drama, horror, animasi dan itu semua pemberian teman yang sudah lama saya simpan. Pengecekan saya mulai dari film-film, saya ingin hapus beberapa karena kebutuhan penyimpanan data semakin banyak, tibalah folder bernama One Punch Man saya periksa, ada dua belas episode yang berjejer rapi di dalamnya. Sebelum saya memutuskan untuk benar-benar menghapus film tersebut, terlebih dahulu saya menontonnya, ya, kerennya seperti ucapan terakhir sebelum perpisahan.

Oia, sudah tahu One Punch Man? ia adalah film anime asal jepang yang sejujurnya dibuat karena keisengan pengarang, hal ini terbukti dari tokoh utama berwajah bundar plus ekspresi datar, kepalanya gundul, posturnya biasa, begitupun pakaian heroik-nya. Lain hal dengan tokoh-tokoh utama dalam serial anime yang tampan seperti Sasuke dalam film Naruto dan Luffy di film One Piece.

Pemeran utama dalam film One Punch Man ialah Saitama, pemuda yang di awal episode ini tampan berkeinginan untuk menjadi pahlawan tak terkalahkan agar bisa menyelamatkan nyawa banyak orang. Karena keinginanya untuk menjadi pahlawan, konon ceritanya, kepala gundul yang dimilikinya di akibatkan latihan yang keras. Pun hal itu membuahkan hasil yang sangat menakjubkan, latihan kerasnya membuat ia memiliki kekuatan super yaitu dapat mengalahkan musuh sekuat apapun hanya dengan satu pukulan. Alhasil, Saitama tidak pernah kalah dalam bertarung dengan musuh-musuhnya, dan inilah rahasia mengapa wajahnya selalu datar tanpa ekspresi, ia bosan karena tidak ada lawan yang sebanding dengannya.

            Dari segi kreativitas, pengarang manga ini mampu membuat perbedaan dengan mangator-mangator lainnya sebab tokoh utama dari One Punch Man ini tidak lazim dari pemeran utama biasanya. Saat tokoh utama dari serial manga lain kalah-kalah dulu, beda dengan Saitama yang selalu menang, jika pemeran utama ganteng-ganteng dengan pakaian keren, lain dengan Saitama yang berkepala gundul dan tampil apa adanya.

            Apa yang ingin saya ceritakan tentang Saitama adalah perihal kesempurnaan. Bahwa berupaya menjadi terlalu sempurna itu tidak baik. Saitama memiliki kekuatan yang tidak bisa dikalahkan hingga ia kadang bosan dengan dirinya sendiri yang tidak pernah kalah. Padahal kalah dibutuhkan untuk kita agar memberikan pelajaran tentang perbaikan diri. Kita semua tidak bisa sempurna dalam segala hal, begitupula dengan yang satu karena “no body perfect” namun mengusahakan untuk memberikan yang terbaik ini menjadi anjuran agar kita semua berlomba-lomba menjadi yang terbaik bukan tesempurna.

            Pun selalu menang dalam hal-hal tertentu bisa jadi menimbulkan benih kelalaian-kesombongan yang membuat kita hanyut di dalamnya. Hal ini bukan berarti kita tidak boleh menang ya, kalau menang lomba terus itu baik untuk prestasi. Yang kita khawatirkan ialah ketika kita merasa sempurna, kita malah jatuh seperti iblis yang merasa lebih baik dari pada nabi Adam ‘alaihisalam, kita merendahkan oranglain, menjelekkannya, mencibir, dan jika sudah seperti ini akan repot kedepannya.

            Perlu kita ingat, menjadi baik itu baik asal tidak berusaha menjadi sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah, tugas kita hanya berupaya semaksimal mungkin karena usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Menjadi yang terbaik itu baik, tapi jangan pernag merasa diri yang paling baik sebab ketika merasa diri yang terbaik sejatinya kita telah tertipu dengan diri sendiri.

CMIIW.

Bagikan

Tulisan Lainnya

Saitama dan Kesempurnaan
4/ 5
Oleh

Tinggalkan kesan.