Senin, 10 April 2017

Panji Rasul


“Jika Zaid terbunuh,” ucap Nabi, “ganti dengan Ja’far ibn Abi Thalib sebagai panglima perang, Jika Ja’far gugur, ganti oleh Abdullah Ibn Rawahah…” Demekian tutur Rasulullah shalallahu’alahi wa salam yang menyertai  pasukan kaum muslimin hingga Bukit Al-Wada’, nantinya setelah ketiga panglima perang yang telah ditunjuk nabi syahid, kita tahu bahwa kaum muslim memilih Khalid ibn Walid sebagai panglima hingga mencapai kemenangan.

Perang pun pecah, geliat pasukan muslimin untuk mengalahkan kaum kafir makin membara. Meski hanya dengan tiga ribu pasukan melawan dua ratus ribu tantara gabungan, sungguh ia tidak menciutkan nyali dan keimanan, karena mati dalam memperjuangkan islam adalah kehormatan yang berganjar kemuliaan.

Tiga panglima pilihan Nabi bertempur habis-habisan. Panji Rasulullah dipegang kuat oleh Zaid ibn Haritsah yang terus melancarkan serangan, namun tombak menghunus di dadanya hingga ia syahid sebagai syuhada. Panji itu masih digenggam. Kaum muslim yang melihat Zaid gugur kini mengambil panji tersebut dan menyerahkan pada Ja’far ibn Abi Thalib.

Ja’far bertarung dengan gagah diatas kuda tunggangannya. Ia hempaskan pedang, meliuk-liuk kearah kaum kafir yang mengepungnya dengan gigih hingga akhirnya terpojok. Tentara gabungan itu berhasil menyudutkannya. Ja’far terus bertarung bak singa yang mengaum, tangan kanannya tertebas dan putus, ia genggam panji itu dengan tangan kirinya.  Ia terus bertarung sampai tangan kirinya juga putus. Kali ini ia mendekap panji rasulullah dengan kedua lengan atasnya. Sampai akhirnya Ja’far pun tumbang dan syahid. Kelak, ia diberi julukan al-Thayyar; si Terbang. Ia gugur dengan badan dipenuhi lebih dari lima puluh tusukan dan pukulan, tapi tak satupun yang mengenai punggungnnya.  

Panji rasul itu tetap berkibar. Kini ia di gengaman Abdullah ibn Rawahah, ia maju dan mengganas di medan pertempuran hingga akhirnya ia pun dijemput syahid dengan indah.

Bagi seorang muslim, panji Rasul bukan hanya sekedar simbol ataupun bendera, melainkan keyakinan dan tauhid kepada Allah. Adalah aneh ketika kita menjumpai sebagian muslim menolaknya, melarang ia untuk berkibar dengan gagah sedang nanti di akhirat kelak, kita akan di naunginya.

Apatah lagi yang diharapkan kalau bukan keridhaan Allah, jika kita saja menolak panjiNya, bagaimana mendapatkan rahmatNya?

Bagaimanapun sejarah selalu merekam dengan indah tentang; kaum muslimin yang tidak pernah membiarkan bendera itu jatuh. Pun para sahabat Rasulullah yang mulia tetap memegangnya dengan gagah. Sebuah perandaian; Jika mereka yang mulia saja menjaga dan menggenggam erat Panji Rasul dan bangga, mengapa kita tidak melakukan yang sama dengan mereka yang telah dinyatakan mulia?

Panji Rasul adalah sebuah kehormatan, ia yang kelak akan mempersatukan kaum muslim dan menaungi mereka di akhirat. Tak pantas rasanya jika mengaku beriman, mengerti tentang islam lalu mengerdilkannya, dan menyamainya dengan bendera teroris.

Panji itu harus terus berkibar-meluas ke seluruh pelosok dunia. Sebab dibawah naungannya-lah kita akan Berjaya.


#PanjiRasul
#MasirahPanjiRasulullah
#Islamrahmatanlilalamin 

Bagikan

Tulisan Lainnya

Panji Rasul
4/ 5
Oleh

Tinggalkan kesan.