“Sekarang itu banyak orang yang reseh, masa pacaran aja
nggak boleh. Memangnya dia itu siapa larang-larang, padahalkan jelas kalo mau
cari istri itu ya harus pacaran dulu, kalo nggak pacaran kita mana tahu sifat
calon istri kita seperti apa. Sempit banget kadang emang fikiran orang-orang
sekarang, apalagi orang yang ngelarang pacaran. Lha, padahalkan jelas juga kalo
Nabi Muhammad itu nggak pernah ngelarang yang namanya ‘pacaran’ di dalam hadis
atau al-qur’an juga nggak ada larangan “janganlah kamu melakukan pacaran” atau “janganlah
kamu berpacaran.” Ngga ada, kan? Jadi nggak usah deh main larang-larang, cari
pasangan hidup itu butuh pacaran, kalo nggak pacaran kita ‘kan nggak tahu luar
dalemnya pasangan kita seperti apa. Hal ini dilakukan agar satu-sama lain itu
nggak nyesel ketika udah nikah nanti.
Zaman sekarang itu, pacaran udah seperti kehidupan pokok.
Pacaran itu juga udah menjadi gaya hidup, ya kalo kita nggak ikutin zaman
sekarang so pasti kita bakal ketinggalan zaman. Nah, mohon maaf sebelumnya,
mungkin anda-anda yang melarang kami pacaran adalah orang ‘kikuk’ ‘katro’ ‘ndeso’
‘orang dari zaman batu’ dan apapun yang menggambarkan anda adalah orang yang
sangat-sangat ketinggalan zaman. “
****
Heiho... Ada apa ini? kok ada suara-suara sumbang yang
mengatakan kalau orang yang ngelarang pacaran itu ‘kikuk’ ‘katro’ ‘ndeso’ dan
berasal dari zaman batu? Hm... jujur nih yah, sebenarnya saya nggak melarang
lho untuk kalian yang ingin pacaran, silahkan saja, sah-sah saja, dan
boleh-boleh saja, asalkan SUDAH MENIKAH. Kalau predikat SUDAH MENIKAH belum di
dapat ya berarti nggak boleh pacaran lha.
Udah
pernah baca bukunya Ustadz Salim A Fillah? “Nikmatnya Pacaran Setelah
Pernikahan” yang menjelaskan betapa indahnya berpacaran setelah menikah. Atau sudah
beli dan baca bukunya Harun Tsaqif “Protecting Your Love” yang menjelaskan
betapa indah menahan diri untuk nggak pacaran dan menjaga cinta untuk kekasih
halal. Saya sarankan untuk membacanya.
baca buku Protecting Your Love
O, iya. Terkait perkataan yang mungkin banyak dikatakan
oleh para aktivis pacaran diatas Hehe, saya
cukup mengelus dada dan mengernyitkan dahi. Sepertinya ada beberapa yang belum
mengerti kalau untuk mendapatkan istri yang baik lagi shaleha begitu juga
sebeliknya mendapatkan suami yang shaleh
nggak dari jalur pacaran.
Kenapa? 
Karena lelaki shaleh dan wanita shaleha nggak pernah pacaran, karena mereka
tahu pacaran itu hanya merusak masa depan, dan bukan hanya itu yang paling
berbahaya, pacaran itu juga bisa membuat Allah murka, na’udzubillah.
Kenapa
Allah murka?
Jelas karena Allah melarang hambanya untuk berbuat maksiat, nah
karena pacaran didalamnya mengandung maksiat seperti; berdua-duan, pegangan
tangan, pelukan, cipaka-cipiki, gerayangi, bahkan sampai perbuatan seks itu
ada! Dan mohon dengan sangat jangan menutupinya. Plis, jangan berdalih, ‘saya
pacaran sehat’ ‘pacaran islami’ ‘nggak ngapa-ngapain’ sudah cukup.
Kita
bisa melihat disekeliling, orang yang pacaran bahkan teman kita sendiri menjadi
tersangka dan korban (Pemerkosa si lelaki dan yang hamil si perempuan). Alasan klisenya
sama-sama suka, but kita sama-sama
mengerti bahkan sudah hafal ayatnya “janganlah kamu mendekati zina” dan karena
pacaran adalah ‘sarana’ menuju perbuatan zina yang dilarang oleh Allah, maka ia
menjadi HARAM. Mendekatinya saja nggak
boleh apalagi ngelakuin! Pernyataan ini sekaligus menjawab dalam al-qur’an atau
hadis nggak ada kata pacaran! 
Untuk mencari istri, islam sudah menyiapkan proses yang
mendebarkan lagi berkah in syaa Allah, yaitu ta’aruf. Namun bukan
disini kita membahas ta’aruf in syaa
Allah dilain tulisan. Dan lagi, banyak para ustadz yang lebih mumpuni ilmu
agamanya tlah mambahas serta menuliskannya, tinggal kita mencari dan menjemput
ilmu itu, in syaa Allah berhadiah pahala.
Lanjut. Nah,
ketahuan “kalo nggak pacaran kita ‘kan
nggak tahu luar dalemnya pasangan kita seperti apa” benar apa kata pepatah,
sepandai apapun tupai melompat pasti akan jatuh juga. Seperti orang yang berpacaran,
seberapapun ia menutupi dengan label ‘pacaran sehat’ ‘pacaran islami’ dan
bla..bla..bla.. pasti akan tercium bau busuknya! Karena jelas pacaran itu hanya
menjebloskan kita pada kukungan penuh dosa. Ah, tapi saya tetap berprasangka
baik, moga ‘dalem’ yang dimaksud itu hati!
Hm... memang ada-ada saja alasan dari para aktivis
pacaran. Kalau memang sudah nggak kuat
menahan pacaran, mending menikah biar mendapatkan pahala, jangan pacaran yang
hanya menghimpun dosa.
Oh, iya, satu lagi. Lebih baik orang yang nggak mau
pacaran itu disebut ‘katro’ ‘kikuk’ atau apalah, toh yang biacara itu manusia
yang suka berbuat dosa. Yang terpenting itu penilaian dari Allah kok.
Jadi pada intinya
pacaran itu boleh, kalau SUDAH MENIKAH. 
Bagikan
Kata Siapa Pacaran itu Nggak Boleh?
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif