Masa muda adalah masa yang indah, kita belajar banyak hal dimasa ini. Ia menyimpan semangat baja, tekad kuat untuk meraih apa yang di inginkan. Pun, tidak jarang "kegilaan" mengisi masa muda kita.
Muda, adalah matahari yang meninggi. Begitulah ucap syekh Qaradhawi. Ia menghimpun beribu-berjuta kekuatan yang bisa membawa gemilang peradaban.
Maka adakah negara yang tidak takut dengan pemuda gigih dan bersungguh-sungguh dalam berjuang menegakan agamanya.
Pun pemuda selalu memiliki keberanian, siap berjuang digarda terdepan perjuangan, lalu peradaban mana yang tidak ciut menghadapinya. Inilah pemuda yang jiwanya teguh dengan islam, dijadikan islam sebagai sudut pandangnya hingga indah akhlak serta perbuatannya.
Tetapi realitas saat ini, kita patut mempertanyakannya, masa muda kita, untuk apa ia digunakan, sebab diluar sana ada pemuda yang telah hilang semangatnya untuk belajar, meraih impian yang menyurga, menggapai prestasi untuk bahagiakan orangtua dan lebih itu, berjuang untuk menegakkan islam dalam diri dan keluarganya.
Kita harus kembali bertanya, untuk apa masa muda ini dihabiskan. Apakah ia habis dalam kebaikan atau sekarat karena keburukan, sibuk karena manfaat atau justru lalai karena maksiat. Kita harus bertanya, sebab diluar sana ada pemuda yang menghiasi waktunya dengan percuma, berkutat pada perbuatan ahli neraka, terjerembab fikiran yang selalu mengutamakan dunia.
Saat muda adalah waktu yang tepat untuk menghiasinya dengan ilmu. Sebab masa tua nanti, lebih banyak disibukkan beramal dengan ilmu yang kita peroleh saat masih muda.
Jika masa muda terlalu disibukkan dengan perkara tidak bermanfaat, ketika tua nanti akan ada penyesalan teramat sangat.
Kemana masa muda dihabiskan, disitulah kita diperhitungkan. Jangan sampai masa muda ini kita isi dengan perbuatan tiada manfaat, parah lagi maksiat.
Mari kita cerna nasihat nabi.
"Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah" (HR. Tirmidzi)
Barangsiapa yang menjaga Allah, menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan di masa muda, Allah akan menjaga badannya di masa tua.
Rasa-rasanya kita perlu belajar dari Abu Thoyyib at Thobary yang berusia melewati 100 tahun masih memiliki kekuatan yang luar biasa. Pernah suatu ketika, "kakek" ini melompat dari perahu ke tepi daratan, sehingga orang-orang di sekelilingnya mengkhawatirkan keadaanya yang sudah tua. Tapi beliau mengatakan: Tubuhku ini aku jaga dari kemaksiatan sejak muda, sehingga Allah menjaganya ketika aku sudah tua. (Dalam Jaami’ul Uluum wal Hikaam(1/186).
Pun, Suwaid bin Ghoflah, salah seorang tabi’in yang pernah mengambil ilmu dari Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali masih kuat hafalannya dan menjadi imam pada sholat tarawih di bulan Romadhan pada saat usianya sudah 120 tahun (Riwayat Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’(4/175).
Begitulah Allah menjaga mereka saat tua, dikuatkan raga serta ingatannya karena berusaha menjauhkan diri dari berbuat aniaya ketika masih muda.
Mari menjadi pemuda yang senantiasa taat, tidak menghabiskan waktu dengan perkara tiada manfaat.
Ah, tulisan ini lebih pantas ditelunjukan padaku, pemuda yang masih belajar dan ilmu belum ada seujung kuku.
Bagikan
Masa Muda dan Matahari
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif
Tinggalkan kesan.