Ah, bukan maksud menyindir karena saya juga termasuk bagian dari generasi saat ini, generasi baper (bawa perubahan) insya Allah, hehe.
Oh iya, fokus pada judulnya bukan kucingnya.
Saya pernah membaca tulisan tentang analisis bisnis menurut objek pasar. Dan berdasarkan analisa si penulis para konsumen saat ini sudah beralih membeli barang karena "logika" ke membeli barang karena "perasaan" hal ini berdasarkan iklan-iklan yang dibuat oleh para pengusaha cenderung tidak mengajak konsumen untuk membeli secara langsung melainkan menyentuh perasaannya sehingga muncul istilah "membeli tanpa disuruh membeli." Kurang lebih seperti itu.
Lalu pertanyaannya, apa hubungannya dengan judul tulisan ini?
Kaitannya, mungkin bila saya tanya pada teman-teman sekalian apakah sama contoh diatas dengan keadaan kawula muda saat ini yang lebih memakai perasaan ketimbang fikiran? Jawabannya, bisa iya juga bisa tidak tergantung fakta yang ada disekitar kita.
Tetapi saya akan memberikan sedikit pertanyaan pada teman-teman;
apa yang paling sering dibahas oleh kawula muda?
1. Cinta
2. Sahabat atau
3. Impian ?
2. Sahabat atau
3. Impian ?
Lalu, buku bertemakan apa yang sering dibaca atau dibeli?
1. Cinta
2. Sahabat atau
3. Impian ?
2. Sahabat atau
3. Impian ?
Dan, nyanyian apa yang paling sering menghiasi telinga kawula muda?
1. Cinta
2. Sahabat atau
3. Impian ?
2. Sahabat atau
3. Impian ?
Jika jawabannya lebih banyak tentang "cinta" maka bisa disimpulkan, generasi saat ini adalah generasi baper (bawa perasaan).
Kenapa disebut generasi laper? Eh, maksud saya baper (bawa perasaan) ?
Karena sebagian kawula muda kita sedang sibuk dengan ranah berbau cinta. Dikit-dikit galau, dikit-dikit sakit hati, dikit-dikit emosi dan dikit-dikit lainnya.
Meskipun cinta tidak bisa seutuhnya dijadikan alasan untuk baper, tapi hampir semua orang baper karena masalah cinta. Beginilah kenyataannya.
Baru-baru ini, saya sering upload tulisan di Fanpage @haruntsaqif dan memang tulisan yang mengarah baper cenderung banyak disukai pembaca, tapi saya khusnudzan saja, mungkin yang lainnya belum dibaca.
Sampai disini dulu tentang generasi baper (bawa perasaan) insya Allah akan dilanjutkan.
Nah, jadi, apakah kamu termasuk dari generasi baper?
*Ini hanya opini saya saja, kamu boleh setuju dan juga tidak.
Bagikan
Apakah kita termasuk generasi Baper?
4/
5
Oleh
Harun Tsaqif
Tinggalkan kesan.