Selasa, 15 Oktober 2019

Ibrah Membunuh Pembunuh Anjing



Al kisah hiduplah seorang paman dengan putri dan juga keponakannya. Mereka tinggal di sekitaran jazirah arab. Penduduk di sana memiliki kebiasaan untuk menternak unta, sapi dan kambing. Untuk menjaga ternak mereka, dipeliharalah seekor anjing. Maka jangan heran bila suatu saat kita pergi ke salah satu bagian negeri dari jazirah arab kita menemukan cukup banyak anjing yang berkeliaran.

Suatu pagi ponakan sang paman mendepati seekor anjing miliknya tersungkur dan bersimbah darah, setelah diperiksa ternyata ia telah dibunuh. Mengetahui hal ini ia melaporkannya kepada paman.

“Wahai paman, sesungguhnya anjing yang menjaga ternak kita telah mati, ia dibunuh oleh orang yang entah dengan maksud apa. Mohon kiranya memberikan solusi apa yang harus saya lakukan,” mendengar laporan si ponakan, maka paman ini menyampaikan “Bunuh orang yang membunuh anjing tadi.” Mendengar jawaban sang paman, ia agak kaget dan bergumam kenapa harus dibunuh? Kan  cuma anjing, sepertinya paman sedang tidak sehat. Kemudian dihiraukanlah perintah pamannya.

Hari berganti, kini giliran hewan ternak mereka yang hilang digasak maling. Dilaporkanlah kejadian tersebut kepada sang paman. Maka sang paman pun memberi jawaban yang sama “bunuh orang yang membunuh anjing kemarin.” Ponakannya masih tidak percaya dengan solusi yang diberikan sang paman dengan asumsi hewan ternak yang hilang, kenapa yang dibunuh si pembunuh anjing?

Waktu berjalan, dikemudian hari putri satu-satunya sang paman diculik! Ponakannya kemudian memberitahukan kejadian itu. Beberapa saat paman kembali memberikan solusi kepada ponakannya. “Bunuh orang yang membunuh anjing sebagaimana yang telah kuperintah beberapa hari yang lalu.”

Ia kembali dibuat kaget oleh pamannya, tiga kali ia melaporkan masalah solusi yang diberikan tidak pernah berubah. “Baiklah,” ujar si pemuda, “pasti ada pelajaran dibalik ini.” Dikumpulkan sanak saudara untuk mencari pembunuh anjing miliknya setelah berselang hari pembunuh anjing pun dihabisi.

Kemudian berita dihabisinya pembunuh anjing ini terdengar keseantero jaziarah Arab. Berita ini mengagetkan penduduk, hingga sampailah informasi ini ke pencuri ternak. Mereka ketakutan bukan buatan, hanya karena membunuh anjing si pembunuh dihabisi, lalu bagaimana nasib kita yang telah mencuri semua hewan ternak miliknya? Esok harinya, komplotan pencuri mengembalikan curiannya.

Di saat yang sama informasi ini juga didengar oleh si penculik, ia panik dan sangat takut tentang hidupnya kedepan. Yang hanya membunuh anjing saja dibunuh, bagaimana denganku yang telah menculik anak perempuannya. Kemudian dikembalikanlah putri sang paman kekediamannya.

***

Teman-teman, kisah tersebut adalah hikayat negeri Arab. Cukup banyak tafsiran yang dapat dikemukakan dari cerita ini tetapi mari kita ambil pelajaran tentang kesungguhan dalam menyelesaikan persoalan negeri.

Saat korupsi marak terjadi, perzinahan menjalar, narkoba menyebar, pembakaran lahan, lgbt semakin berani menampilkan diri, kita seringkali tidak bersungguh dalam menyelesaikan masalah yang ada. Seperti mengapa pejabat yang korupsi hanya dihukum penjara lalu kemudian mendapatkan remisi?

Apakah hal ini tidak akan mendatangkan masalah lain semisal bertambahnya angka korupsi karena hukumannya yang ringan? Bila kita sunguh-sungguh dalam menyelesaikan hal ini mengapa tidak memakai hukum Allah saja bahwa mereka yang mencuri diberlakukan potong tangan atau hukuman mati seperti China, Vietnam, hukum gantung seperti Malaysia atau Pancung seperti negeri Arab.

Beberapa tahun lalu kita dihebohkan dengan keputusan kemenkes untuk membagi-bagikan kondom gratis agar mencegah HIV/Aids dikalangan kawula muda. Terang saja keputusan ini mendapatkan kecaman keras dari seluruh elemen masyarakat karena keputusan itu sama saja seperti melegalkan perzinahan. Semacam, Ngga apa-apa kamu melakukan hubungan intim dengan orang lain asal pakai pengaman. Lagi pula bila seandainya keputusan itu berjalan apakah ia akan menekan jumlah HIV/Aids, aborsi, sex bebas?

Bila kita benar-benar ingin mencegah sex bebas dikalangan kawula muda mengapa kita tidak menerapkan syariat islam seperti memberi hukum cambuk bagi mereka yang berzina tetapi belum menikah dan memberi hukuman rajam bagi mereka yang berzina tapi sudah memiliki pasangan. Saya pikir ini akan jauh lebih efektif. Tetapi kembali lagi, itu pun kalau kita benar-benar ingin menyelesaikan masalah.

Terkadang kita terlalu fokus menyelesaikan persoalan-persoalan yang sifatnya hanya cabang dan melupakan akar permasalahan sesungguhnya yang melanda negeri ini sehingga ketika masalah yang satu selesai akan bermunculan lagi (bahkan lebih banyak) masalah yang berdatangan.

Nah, ini baru beberapa masalah yang kita bahas, belum yang lain.

Akhirnya kita harus percaya bahwa inti dari permasalahan negeri ini, kerusakan disetiap lini, adalah jauhnya kita dari Syariat Islam yang mengatur kehidupan manusia secara sempurna dan paripurna sebab ia berasal dari Allah pencipta alam semesta. Ia yang lebih mengerti bagaimana keadaan hambanya, maha adil, tak mungkin keliru seperti manusia yang membuat hukum sendiri dengan hawa nafsu. Bila kita serius ingin berubah, ingin lebih baik, ingin menyelesaikan masalah mari kembali kepada Allah dengan melaksanakan perintahNya.

Karena apapun masalahnya Islam adalah solusinya.   

Saudaramu,
@haruntsaqif

#benerbareng

Bagikan

Tulisan Lainnya

Ibrah Membunuh Pembunuh Anjing
4/ 5
Oleh

Tinggalkan kesan.