Sabtu, 11 Maret 2017

Membungkam Pencaci


      Suatu saat, kedengkian Ummu Jamil istri Abu Lahab makin memuncak. Ia tidak tahan dengan kegemilangan agama yang dibawa keponakannya itu. Gusar dan benci kepada islam yang telah mandarah daging membuatnya semakin menjadi-jadi untuk menghancurkan islam. Meski ia seorang wanita, Ummu Jamil tidak pernah kehabisan cara untuk menghentikan laju perkembangan islam saat di Mekkah pada waktu itu. Ia mencela Nabi;
Kepada si tercela kami melawan
Kami abaikan segala mengenainya
Kami benci agamanya
      Teko hanya mengeluarkan isi, begitulah gambaran isi kepala Ummu Jamil, hanya makian-hinaan yang memenuhi kepalanya. Tidak ketinggalan, kaum Quraisy juga ikut mencela Nabi dengan senang, ia ubah nama Nabi dengan sebutan Mudzammam (yang tercela). Menanggapi cacian kaum Quraisy Nabi Muhammad berujar; “Apakah kalian tidak takjub bagaimana Allah membebaskanku dari cacian dan laknat kaum Quraisy? Mereka menyebut ‘si Tercela’ melaknat ‘si Tercela’, padahal Aku si Terpuji.”
      Perkataan bernada kebencian terus mengalir deras bukan hanya pada Rasulallah tapi juga kaum muslim. Gubahan syair kaum musyrik setidaknya berhasil membuat umat Nabi sakit hati. Mengenai makin suburnya cacian para pendengki, Rasulullah berkata kepada kaum Anshar; “Bukankah kaum yang mampu menolong Rasulullah dengan senjata juga mampu menolongnya dengan lidah mereka?”
     Tahu yang dimaksud, Kaum Anshar lalu mengutus Abdullah bin Rawahah dan Ka’ab bin Malik, namun tetap tidak berpengaruh untuk menekan perkembangan syair kaum pendengki. Kemudian Hassan bin Tsabit tampil menawarkan diri kepada Nabi. Ia bersumpah akan membela beliau dan kaum muslim. 

Namun Nabi khawatir kalau-kalau Hassan bin Tsabit tidak tegas melancarkan kata-katanya kepada para penghujat, Nabi lalu mengujinya.
“Bagaimana kamu akan menyerang mereka,” ucap Rasulullah, “sedang aku termasuk bagian dari mereka?” dengan tegas, Hassan bin Tsabit menjawab pertanyaan Rasulullah, “aku akan mencabutmu dari mereka seperti sehelai rambut dicabut dari adonan.”
     Puas dan lega mendengar jawabanya Hassan, Nabi lantas memberi restu untuk membela beliau dan islam serta memulai pertarungan syair untuk melawan kaum musyirk.
“Bungkamlah mereka dengan perkataanmu, Jibril bersamamu.” Ucap Rasulullah sebelum Hassan bin Tsabit melancarkan serangan syairnya. Beliau juga berkata kepada Hassan bin Tsabit, “sungguh, ruh kudus selalu menyertaimu, meneguhkan apa yang kaubela tentang Allah dan RasulNya.”
     Tatkala syair gubahan Hassan sampai ke kaum musyrik, mereka sangat terkejut. Betapa tidak, syair itu telah mempermalukan mereka, menyumbat tenggorokan, dan membuat mereka tidak berkutik. Syair Hassan yang di persaksikan Nabi lebih dahsyat menyerang musuh dibandingkan dengan lesatan anak panah. Kaum musyrik harus mengakui ke unggulan Hassan bin Tsabit, menahan umpatan mereka jika tidak ingin dipermalukan.
     Agaknya, zaman Nabi tidak jauh beda dengan keadaan kita saat ini. Telah banyak tulisan-tulisan sesat beredar rapi yang perlahan merusak kaum muslimin. Kita mesti belajar kembali dari perjalanan Rasulullah dalam membungkam kaum pendengki, melawan kekata hina mereka dengan perkataan mulia lagi tinggi. Sepertinya kita mesti ‘melahap’ banyak buku untuk dimengerti, menulis ramai di dunia maya agar tidak dipenuhi tulisan para pembenci, lebih lagi kita mesti membuat banyak buku-buku agar rak yang berjejer ‘disana’ terisi tulisan-tulisan bernafas islami yang mencerdaskan generasi.
    Tentunya ini semua dilakukan dalam rangka melawan syair-syair kaum pembenci agar jangan sampai mencemari pemikiran kaum muslim.
    Inilah uslub yang dilakukan Nabi ketika hinaan makin deras mengarah pada umat islam, mengutus mereka yang pandai berbicara untuk menyumbat tenggorakan kaum musyrik dengan kata-kata hikmah yang menjunjung tinggi Allah dan RasulNya. Maka saat ini, kita tak ubahnya dengan Abdullah bin Rawahah, Ka’ab bin Malik dan Hassan bin Tsabit yang berusaha membungkam kaum kafir, hanya saja dengan tulisan-tulisan kita.
Mari menulis, dan menulislah untuk perubahan. ✍️☝️

Bagikan

Tulisan Lainnya

Membungkam Pencaci
4/ 5
Oleh

Tinggalkan kesan.