Rabu, 19 Agustus 2015

Inspirasi Hidup dari Bocah Penjual Donat

Bocah Penjual donat

            Ah, saya lupa untuk menceritakan dua orang yang mengajarkan saya arti sebuah perjuangan hidup dalam mengais rezeki. Malam ini saya ingin menceritakannya.

Bocah Penjual Donat, ia yang ingin saya ceritakan pertama.

            Saya ingat namanya, ia selalu keliling dari Jalan Uka hingga lontar, melewati Masjid Raya Islamic Center Jakarta utara. Fauzi, ya, itu adalah nama yang terekam dikepala saya. Anak kecil sekitaran umur sembilan tahun yang sudah harus mencari sesuap nasi dengan berjualan donat dan terkadang juga kue Ketapang.

            Ia mulai berjualan pada pagi hari sampai siang. Lalu kembali kerumah tuk istirahat. Setelah sore, ia kembali berjualan hingga malam.

            Pernah saya melihatnya masih berkeliling pada jam 23.00 sembari teriak "donat-donat...!" 

Saya tak habis fikir, kenapa anak seusia itu, yang tubuhnya kurus, masih berjualan donat tengah malam. Siapa yang mau beli !?

            Setelah saya dengar suaranya yang lantang meneriakan "donat-donat...!!"
"Ji... Fauzi!" panggil saya "sini, saya mau beli donatnya"
Kebetulan, fauzi melewati tempat jualan saya di Jalan Waru.
"kenapa, kok jam segini masih jualan, Ji?" tanya saya.
"masih banyak bang" katanya. 

Jujur, saya baru melihat anak kecil yang segigih ini dalam mencari uang.
Pernah, saat ia melewati tempat jualan saya disore hari, ia saya lontarkan beberapa pertanyaan. Takut, kalau-kalau ia hanya diperalat oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Seperti ini dialog pertanyaan saya pada Fauzi:

Saya: "Fauzi, disuruh jualan donat sama siapa?"
Fauzi: "disuruh Ibu bang."
Saya: "ibunya sudah nggak kerja ya, Memang Ayah Fauzi kemana?"
Fauzi: "iya bang, Mamah sudah nggak kerja. Kalo Ayah sudah pisah sama Ibu.
Saya: "hm.. Fauzi masih sekolah?"
Fauzi: "masih bang kelas dua SD, tapi lagi stop dulu kata Ibu sekolahnya nanti lagi tunggu taek-taekan kelas"

Oh, ya. Fauzi ini anak kedua dari --kalau tidak salah--  3 bersaudara.

            Meninggalkan pembicaraan saya dengan fauzi. Sebenarnya ada pesan yang saya ingin sampaikan dari cerita ini. Setidaknya, pesan ini cukup mengena di hati saya sebagai anak muda.
           
            Pertama, tentang mental. Berapa banyak sekarang anak muda yang mentalnya, mental 'peminta'. Dikit-dikit minta uang sama orang tua, tanpa mau tahu bagaimana susahnya mencari uang. Coba tengok fauzi, bocah sembilan tahun yang sudah harus merasakan manis-getirnya mencari uang tuk sesuap nasi.
           
            Saat kita sedang meminta pada orangtua, fauzi sedang berpeluh keringat tuk membantu orangtuanya. Tanpa mengharap imbalan.

            Kedua, gengsi. Kebanyakan --semoga saya tidak benar-- pemuda sekarang suka sekali gengsi. Tidak mau melakukan pekerjaan yang dapat menjatuhkan imagenya sebagai pemuda yang keren. Katanya. Suka pilah-pilah, suka pamer-pamer.

            Coba berkaca pada fauzi, ia jualan donat dan kue ketapang sambil teriak-teriak. Nggak gengsi, nggak.malu. Umurnya masih sembilan tahun lho, tapi mentalnya sudah seperti pengusaha sukses. Nggak suka gengsi.

            Ketiga, semangat. Sekarang, mungkin sudah zamannya pemuda  kehilangan semangat dalam hal apapun; mau ngaji males, meraih cita-cita apalagi. Alamat pemuda suram jika seperi ini.

            Coba lihat fauzi, apa ada kata males dikamusnya. Apa kehilangan semangat tuk menjemput cita-citanya.

O, iya. Saya pernah tanya ke fauzi. "Fauzi sudah besar mau jadi apa?" 
"TNI bang" Jawabnya polos dan.penuh semangat.

            Nah, buat kita yang masih muda. Mulai saat ini harus banyak-banyak berkaca pada Fauzi, bocah penjual donat yang penuh semangat; membantu orangtua, menjemput impian dan nggak pernah malu tuk melakukan pekerjaan apapun, selagi itu halal kerjakan saja. In syaa Allah berkah. :)

Moga memberi semangat :)


*Kalau ketemu Fauzi di jalan, dibeli ya Kakak, om dan tante donatnya. 
* Foto di atas hanya ilustrasi.  sila liat  Instagram saya tuk liat foto fauzi yang asli >> Haruntsaqif <<



Bagikan

Tulisan Lainnya

Inspirasi Hidup dari Bocah Penjual Donat
4/ 5
Oleh

Tinggalkan kesan.